Kerbau dan Sejarah Desa Pondok Kubang: Menelusuri Jejak Masa Lalu
![](https://rakyatbenteng.bacakoran.co/upload/28adc248caec405bd98b5f8ef00d165c.jpg)
H. Muhidin, salah satu tetua desa yang sangat mengenal sejarah dan asal-usul Pondok Kubang--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Desa Pondok Kubang yang terletak di Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki sejarah yang kaya dan menarik untuk ditelusuri. Nama desa ini sudah tidak asing lagi bagi warga setempat, namun apakah Anda tahu kisah di balik nama tersebut? Kisah ini bermula dari sebuah tradisi peternakan kerbau yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat desa setempat.
AZWIN DAN BAYU – PONDOK KUBANG
H. Muhidin (84) adalah salah satu tetua desa yang sangat mengenal sejarah dan asal-usul Pondok Kubang. Sebagai seorang sesepuh dan Pak Imam, beliau menjadi saksi hidup perubahan yang terjadi di desa ini. Menurut H. Muhidin, Pondok Kubang bukanlah nama desa yang selalu ada. Awalnya, masyarakat di sini tinggal di Desa Pagar Din, sebuah desa yang kini hanya berjarak sekitar dua kilometer dari Pondok Kubang.
Seperti banyak desa lainnya, Desa Pagar Din tidak terlepas dari ujian. Dahulu, desa tersebut dilanda musibah kebakaran besar yang membuat sebagian warga memutuskan untuk berpindah. Mereka mencari tempat yang lebih aman namun tetap dekat dengan tempat tinggal mereka sebelumnya. Itulah awal mula berdirinya Desa Pondok Kubang.
H. Muhidin menceritakan, pada masa itu, sebagian besar penduduk Pondok Kubang bekerja sebagai peternak kerbau. Mereka memiliki ratusan ekor kerbau yang dipelihara dengan penuh perhatian. Namun, seperti banyak daerah lainnya, kerbau-kerbau tersebut sering kali menjadi sasaran pencurian. Untuk mengatasi masalah ini, warga pun berinisiatif untuk membangun sebuah kandang besar di ujung desa, tempat di mana mereka bisa menjaga dan merawat kerbau-kerbau tersebut dengan lebih aman.
"Kerbau-kerbau itu sering dicuri, jadi kami membuat sebuah kandang besar di ujung desa. Kami membangun pondok besar untuk menjaga kerbau-kerbau itu, dan setelah beberapa lama, tempat itu berubah menjadi sebuah kubangan besar karena banyaknya kerbau yang berkumpul di sana," cerita H. Muhidin.
Nama ‘Pondok Kubang’ pun kemudian melekat pada desa ini, merujuk pada tempat di mana ratusan kerbau itu dikumpulkan dan sering kali menorehkan jejak-jejak kubangan di tanah. Sebagai tempat berlindung dan merawat kerbau, kawasan tersebut menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan warga desa.
Kerbau-kerbau yang dipelihara bukan hanya sebagai simbol peternakan, namun juga berfungsi sebagai alat transportasi. Masyarakat Pondok Kubang menggunakan kerbau untuk membawa hasil pertanian mereka, seringkali mengangkut barang-barang dengan gerobak kayu yang dilengkapi roda besi.
Dengan kapasitas angkut yang bisa mencapai 200 kilogram, kerbau menjadi kendaraan yang andal untuk perjalanan ke Kota Bengkulu dan sekitarnya.
Hari ini, meskipun teknologi dan perkembangan zaman telah mengubah banyak hal, cerita tentang asal usul Pondok Kubang dan peran kerbau dalam kehidupan masyarakat desa tetap hidup. Kisah ini telah diwariskan turun-temurun, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas desa, yang kini tidak hanya dikenal oleh warga setempat, tetapi juga oleh banyak orang di luar desa.
Pondok Kubang adalah sebuah desa dengan sejarah yang mempesona, di mana kerbau dan tradisi masyarakatnya saling terkait dalam menciptakan cerita yang menghidupkan nama desa hingga saat ini.(**)