Diktator Baik

--

Oleh: Dahlan Iskan 

Dari Fuqing saya ke Nanchang dan Singapura. Acara saya di salah satu klub kriket. Rapat di situ. 

Sebelumnya saya sempat menengok teman lama: Murdaya Poo. Sudah keluar rumah sakit. Sudah di salah satu rumahnya di Singapura. Wajahnya cerah. Bicaranya semangat. Pikirannya jernih. 

"Tiga bulan lagi saya sudah harus bisa jalan," ujar pemilik Jakarta Expo Kemayoran yang kini berumur 83 tahun itu. 

Ketua Golf Indonesia itu punya semangat tinggi untuk sembuh. Ia beruntung kena kanker di saat ilmu pengetahuan sudah maju. Sudah ada obat kanker terbaru --saat ia berobat sembilan bulan di Houston, AS. 

Di Singapura saya dapat banyak cerita. Salah satu yang menarik: ada anggota DPR yang sedang diadili. Dia dituduh berbohong di sidang DPR. Wanita. Masih muda. Umur 30  tahun. Cantik. Empat ”i”. 

Saat terpilih umurnyi baru 26 tahun. Termuda. Sebagai caleg maupun sebagai anggota DPR. 

Raeesah mempermalukan partai penguasa selama lebih 60 tahun: Partai Rakyat. 

Begitu terpilih dia diperiksa polisi. Itu terkait dengan dua postingannyi di sosmed: dianggap memecah belah kesatuan bangsa Singapura. Isinya tentang suku Melayu dan Islam yang diperlakukan tidak adil. 

Raeesah minta maaf ke publik. Dia berdalih itu tidak untuk memecah belah bangsa. Itu untuk perjuangan keadilan. Raeesah pun lolos dari jeratan hukum. Bisa tetap jadi anggota DPR. 

Raeesah memang dari partai oposisi Singapura: Partai Buruh. Dapilnya kampung Sengkang --dari kampung ini bisa melihat Johor bagian timur. Tidak jauh dari bandara Changi. 

Nama Sengkang sama dengan nama kabupaten di Sulsel --seperti juga ada kampung Bugis di Singapura. 

Raeesah tetap vokal saat duduk di DPR. Jiwa mudanyi bergelora. Apalagi ada undang-undang imunitas untuk anggota DPR Singapura. 

Kali ini dia terpeleset. Dia dianggap berbohong. Dalam satu sidang perdebatan di DPR Raeesah mengangkat isu hak-hak wanita, minoritas dan anak-anak. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan