Tindaklanjuti Dugaan Monopoli Harga TBS Kelapa Sawit, Tim Pemkab Sidak, Ini Hasilnya

--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Tengah (Benteng) yang diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Eka Nurmaeni, S.E., M.Pd, bersama jajarannya, perwakilan Dinas PMPTSP, Disperidagkop Bengkulu Tengah melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di RAM kelapa sawit Kecamatan Pondok Kelapa pada Jumat 26 Juli 2024. 

Sidak ini guna menindaklanjuti adanya dugaan monopoli yang dilakukan salah satu oknum pemilik RAM terhadap pembelian harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang mengakibatkan banyak dari pemilik RAM lainnya yang kehilangan langganan. Selain itu, oknum pemilik RAM yang dimaksud disinyalir dimiliki oleh salah satu Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) di Benteng. 

Dikatakan Eka, hasil sidak ini adanya persaingan harga TBS di wilayah Kecamatan Pondok Kelapa. Berdasarkan sidak, terdapat izin RAM belum diupdate OSS sehingga langsung diperbaiki melalui aplikasi OSS secara online. 

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5954/desa-srikuncoro-dinobatkan-desa-cantik-bps-bengkulu-tengah-targetkan-ini

‘’Perselisihan harga ini benar adanya, karena RAM ini tidak menggunakan bahan bakar untuk mengantarkan TBS ke pabrik sedangkan RAM lainnya tidak memiliki akses dalam bentuk kerjasama ke pabrik. Kemudian, izin OSS juga sudah diperbaiki oleh pemilik RAM. Laporan ini akan diberikan kepada Pj Bupati dan Sekda untuk dilakukan pertemuan ulang dalam waktu dekat kepada 17 pemilik RAM yang ada di wilayah Kecamatan Pondok Kelapa,’’ ungkapnya. 

Sementara itu, pemilik RAM Pondok Kelapa, Hendrik meminta agar Pemkab Benteng juga melakukan cek ulang secara langsung 17 RAM yang ada di Bengkulu Tengah. Mulai dari izin, harga dan pajak. Ia mengaku perihal harga TBS selalu mengikuti harga pabrik. 

‘’Kita tidak memiliki kelebihan, karena RAM kita ini pertama berdiri di wilayah Pondok Kelapa. Kalau untuk harga, kita ikut arus pabrik. Jika ada perselisihan harga wajar saja. Tentunya para petani sawit maunya dijual dengan harga yang mahal. RAM yang lain maunya untung yang banyak makanya murah jual karena kita hanya selisih 100 rupiah dari pabrik sedangkan mereka hingga 250 rupiah,’’ ujarnya. 

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5956/bahu-jalan-lintas-desa-srikuncoro-desa-panca-mukti-rumah-warga-terancam

Ia mengaku di RAM sawitnya terdapat kriteria dalam pembelian TBS yakni buah bagus dan berkualitas tentunya tidak busuk bahkan tidak mentah. Ia menerangkan pihaknya menjual dengan harga mahal karena hanya petani sawit yang menjual di RAM-nya yang menjadi sebuah harapan.

‘’Pemilik RAM lainnya berani memberikan pinjaman uang ke petani untuk modal pupuk, menjemput pembelian TBS ke lahan, menjual menggunakan motor diperbolehkan sedangkan kami tidak boleh seperti itu. Kami hanya menunggu petani datang ke RAM menjual TBS-nya,’’ terangnya. 

Terpisah, petani sawit Desa Harapan, Samsul Alam mengaku dirinya menjual di RAM Pondok Kelapa ini karena timbangan yang sehat dan juga harga lebih mahal dari yang lainnya. 

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5942/10-nelayan-bengkulu-tengah-dapat-program-studi-tiru-berangkat-ke-sumbar

‘’Tentu adanya perselisihan harga tidak jauh, namun disini timbangan sehat dan harga diatas 20-30 rupiah dari yang lainnya. Saya sukanya timbangannya cocok tidak macet,’’ pungkas Samsul.(imo)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan