Anak Kanker Saat Menjalani Kemoterapi Butuh Protein Hewani Lebih Banyak, Mengapa?
ilustrasi--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Yoga Devaera Sp.A(K) mengungkapkan bahwa anak dengan kanker yang tengah menjalani kemoterapi memerlukan protein hewani lebih banyak dibandingkan dengan orang biasanya.
Hal ini karena terdapat sejumlah efek samping dari terapi tersebut, salah satunya malnutrisi.
Dilansir dari disway.id, di mana, malnutrisi bukan hanya ditandai dengan berat badan turun, melainkan juga berat badan naik karena overnutrisi.
Sementara itu, "Pada anak dengan kanker, baik karena tumornya sendiri ataupun karena obatnya, beresiko untuk lebih kurang komposisi tubuhnya akan berbeda."
Dalam hal komposisi tubuh, akan terjadi perubahan, yakni massa otot menjadi jauh berkurang karena protein akan dipecah menjadi peptida hingga asam amino.
"Ini terjadi setiap hari terlepas apakah kita tidak makan protein yang cukup. Kalau kurang dari makanan, apa yang terjadi? Terpaksa ambil dari otot," ungkapnya.
"Di sinilah pentingnya asupan protein. Kalau tumornya sendiri tentu kita berharap dengan kemoterapi bisa teratasi. Tapi kalau tidak ada asupan proteinnya, (otot) ini akan jauh berkurang. Menyedihkannya adalah kalau kita tahunya terlambat. Karena massa otot itu susah untuk naik," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menjabarkan beberapa perbedaan protein nabati dan hewani yang banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.
"Konsumsi protein hewan ini punya kelebihan dibandingkan dengan protein dari lauk nabati," tandasnya.
Dalam penjelasannya, protein hewani mengandung asam amino esensial jauh lebih tinggi dibanding protein nabati.
Selain itu, protein hewani memiliki kemampuan anabolik lebih tinggi yang berguna untuk membuat jaringan baru, termasuk jaringan otot.
"Kandungan mineral seperti zat besi, seng, dan lain-lain lebih tinggi pada protein hewani juga. Jadi selain dapat protein, kita dapat zat isi mikro."