Pembangunan Infrastruktur Sport Center Desa Rindu Hati Habiskan Dana Ratusan Juta Diduga Terbengkalai
Sport Center Desa Rindu Hati yang diduga terbengkalai pembangunannya--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Pembangunan infrastruktur sport center di Desa Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung yang dibangun menggunakan Dana Desa (DD) tahun 2018 terkesan terbengkalai. Bangunan tersebut meliputi stadion mini lapangan olahraga dan kolam berenang. Terlihat, di tengah kolam berenang tersebut sudah banyak tumbuhan liar dan genangan air.
Masyarakat desa setempat yang tak ingin disebutkan namanya menuturkan rasa kekecewaan yang mendalam dengan tidak dirawatnya pembangunan tersebut serta dianggap pembangunan tidak berguna.
‘’Saya selaku pemuda warga Desa Rindu Hati merasakan kekecewaan yang sangat mendalam karena percuma membangun sport center tetapi tidak bisa digunakan. Ditambah saat ini kondisinya sangat memprihatinkan,’’ katanya.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5129/desa-di-kecamatan-pondok-kelapa-ini-bakal-ditanami-bambu
Dirinya melanjutkan, untuk saat ini fasilitas bagi pemuda-pemudi Desa Rindu Hati untuk berolahraga sudah tidak ada.
‘’Pembangunan itu sudah lama, di tahun masa pemerintahan kades lama. Kalau tidak salah itu di tahun 2018 lalu. Saya rasa percuma membangun sport center ini jika tidak ada manfaatnya bagi warga desa setempat. Saya harap ada tindaklanjut dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam menyelesaikan masalah ini,’’ harapnya.
Terpisah, Kades Rindu Hati, Amiril Mukminin, S.Sos mengatakan, pada tahun 2022 lalu, pembangunan infrastruktur sport center sempat dilidik Aparat Penegak Hukum (APH). Tepat pada 3 bulan setelah menjabat, dirinya dan perangkat desa dipanggil untuk memberikan keterangan.
‘’Ya di tahun itu saya baru menjabat selama 3 bulan dan langsung dipanggil oleh APH Benteng. Pembangunannya pada masa kades lama,’’ jelas Amiril.
Amiril melanjutkan, pemerintah desa bukan tidak ingin melakukan perehaban, akan tetapi dikarenakan adanya permasalahan, pemerintah desa saat ini tidak berani melakukan perehaban takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
‘’Kami pemdes, pembangunan itukan bermasalah. Kami tidak berani menganggarkan untuk perehaban, takutnya nanti malah pemerintah desa yang sekarang dipanggil. Bukan kami seakan-akan membiarkan,’’ lanjut Amiril.
‘’Tentunya dengan keinginan desa saat ini infrastruktur tersebut dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan. Sementara di tahun ini juga pembangunan JUT merupakan program utama kepada masyarakat. Saya harap di tahun depan permasalahan pembangunan ini dapat segera selesai dan kami bisa menganggarkan untuk perehaban,’’ demikian Amiril.(one)