Bolehkah Dipijat saat Cedera? Jangan Asal, Simak Kata Ahli
ilustrasi--
RICE (rest, ice, compression, elevation) merupakan metode pertolongan pertama apabila mengalami cedera ringan.
Di mana, tubuh diistirahatkan, kompres dingin menggunakan es pada area yang cedera, menggunakan perban elastis untuk mencegah pembengkakan, serta mengangkat bagian yang cedera lebih tinggi dari jantung.
Sehingga, pijat bisa dilakukan untuk pemulihan dan penguatan otot, bukan saat benar-benar baru cedera.
Pijat yang dilakukan pasca terjadinya cedera bisa meningkatkan risiko inflamasi atau peradangan.
"Yang tadinya bengkak kecil, dipijat, bengkaknya lebih besar," ujarnya.
Ia pun tak menampik masih banyak menemukan pasien yang melakukan pijat setelah cedera hingga menyebabkan kondisi semakin parah.
Ia mencontohkan salah satu kasus orang yang mengalami dislokasi hingga tulang keluar dari sendi yang bahkan jarang disadari.
"Dislokasi di jari, bahu, lutut. Kalau dislokasi di lutut orang langsung tahu. Tapi dislokasi di bahu, kadang-kadang dia keseleo saja bisa jadi tidak dikenali," ungkapnya.
Tak sedikit ia menemukan pasien yang memijat area tersebut hingga mengakibatkan neglected dislocation.
Padahal, ia mengingatkan bahwa dislokasi apabila ditangani dengan baik bisa dikembalikan hanya dalam 5 menit.
"Kalau dislokasi keluar dari bahu, dilaksanakan dengan baik, terapinya untuk mengembalikan itu 5 menit bisa masuk," tegasnya.
Tapi, lanjutnya, apabila tulang keluar dari sendi setelah satu bulan, tidak akan bisa dikembalikan tanpa operasi.
"Kalau sendi kita di luar, keadaan seharusnya dia bisa mati tulangnya. Namanya avascular necrosis. Nah jadi inilah bahaya misal pijat tanpa mengenali penyebabnya terlebih dahulu," pungkasnya.