Literasi Digital jadi Pendorong TNI Capai Visi Misi PRIMA
--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Kejahatan siber menjadi salah satu momok menakutkan dan dapat mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia. Pada 2023 tercatat 29 juta lebih serangan siber, termasuk melalui ransomware, belum lagi soal sebaran hoaks serta kejahatan judi online.
“Kejahatan di ruang digital makin meningkat. Hoaks, judi online, prostitusi online, cyberbullying, dan lainnya dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Asisten Komunikasi Elektronika Panglima TNI, Marsekal Muda TNI Kustono dalam "Literasi Digital Pemerintahan kepada Prajurit TNI Batch 1" di Kota Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.
Literasi digital diharapkan mampu menambah pengetahuan dan kemampuan masyarakat, termasuk jajaran TNI, berinteraksi di dunia digital secara bijak, terlebih lagi di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat dewasa ini.
“Kami berharap tidak ada prajurit TNI yang buta digital, menyebarkan hoaks, terjerumus perjudian online, dan membocorkan rahasia negara, serta menyebarkan konten yang bertentangan dengan sapta marga dan sumpah prajurit,” ungkap Kustono.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/4734/pakar-hukum-kritisi-kewenangan-kejagung-tangani-perkara
Menurut dia, literasi digital menjadi salah satu unsur bagi prajurit TNI mencapai visi misi PRIMA (Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif), sesuai yang dicanangkan panglima TNI.
Hal ini juga bisa menjadi bekal pengetahuan dan kemampuan dalam berinteraksi di dunia digital. "Sebagai prajurit merupakan hal wajib untuk memerangi konten negatif yang saat ini kerap bermunculan di masyarakat sebagai wujud menjaga persatuan dan kesatuan," ucapnya.
Selain untuk memerangi konten negatif di tengah masyarakat, literasi digital juga diharapkan dapat membuat Prajurit TNI memahami empat pilar literasi digital secara lebih mendalam sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari dan dalam melaksanakan tupoksinya.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo Slamet Santoso dalam sambutannya menuturkan mengenai peran literasi digital untuk mendukung terwujudnya visi PRIMA. Pemahaman tentang literasi digital menjadi sangat penting, terutama bagi prajurit TNI.
"Literasi digital tidak sekadar tentang penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga meliputi pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi ini beroperasi, bagaimana melindungi informasi sensitif dari ancaman siber, dan bagaimana berpartisipasi secara aktif dan etis dalam dunia maya,” papar Slamet.
Kabid Sistim Infolahta Kolonel Sus Restu Putra menuturkan, prajurit TNI wajib menguasai praktik keamanan digital seperti perangkat lunak, jaringan internet, dan komputer. Hal ini menjadi unsur yang wajib dikuasai sebagai pelindung dari serangan siber dan sistem informasi militer.
“Terus ikuti tren dunia digital yang sedang bergulir dengan senantiasa mematuhi standar keamanan digital,” katanya.(**)