Mewah! Cinta Laura Memukau dengan Gaun Megah di Karpet Merah Cannes Film Festival 2024

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Cinta Laura menjadi sorotan saat tampil di  Cannes Film Festival 2024.

Dilansir dari Disway.id, tak hanya sendiri, hadir pula Putri Marino, artis kebanggaan Indonesia. 

Mereka mengambil inspirasi dari berbagai referensi kekayaan Nusantara, khususnya flora dan fauna. 

Monica Ivena, desainer dari gaun Cinta Laura mengusung tema “The Exotic  Songbird of Paradise” yang diinterpretasikan dalam sebuah gaun megah berwarna putih dan biru. 

Sedangkan Stella Rissa, desainer dari gaun Putri Marino mengusung tema “Puspa Pesona” yang diwujudkan dalam gaun bludru merah yang elegan. 

L'Oréal Paris, brand kecantikan #1 dunia, yang sejak tahun 1997 dipercaya sebagai Official Makeup Partner kembali hadir di  Festival Film Cannes Cannes.

Tahun ini, masih bersama dua ikon lokal perfilman Indonesia: Cinta Laura dan Putri Marino yang akan menghadiri red carpet  Cannes Film Festival 2024 pada tanggal 14-16 Mei 2024.

Kehadiran L’Oréal Paris di  Cannes Film Festival 2024 semakin mengukuhkan komitmen L’Oréal Paris dalam mendukung inklusivitas dan pemberdayaan perempuan, termasuk dalam industri perfilman. 

Data mengungkapkan bahwa sineas perempuan masih kurang terwakili di industri perfilman global, baik yang bekerja di depan maupun di belakang layar.

Saat ini tercatat hanya 17%  perempuan yang berhasil menjadi sutradara film terkemuka, dan hanya 25% perempuan yang berkesempatan berkarya di belakang layar. 

Industri perfilman Indonesia juga menghadapi tantangan serupa terkait kurangnya representasi sineas perempuan.

Kurangnya representasi ini meluas ke berbagai aspek pembuatan film, termasuk penyutradaraan, produksi, dan penulisan skenario.

Meskipun seiring berjalannya waktu mulai bermunculan sutradara perempuan bertalenta yang mendapat pengakuan, namun masih tetap minoritas dibandingkan dengan sutradara laki-laki.

Oleh karena itu, penting untuk terus menyuarakan dukungan terhadap perempuan sebagai respon dari ketidakseimbangan representasi di industri film ini, baik secara global maupun di Indonesia.