Waspada! Nigeria Dilanda Demam Lassa, Sudah Ada di Indonesia?
ilustrasi--
"Bila ada WNI yang pulang dari daerah Afrika Barat maupun ke Afrika Barat diberikan informasi untuk berhati-hati," ujar Nadia.
Ia mewanti-wanti kontak langsung air seni dan kotoran tikus mastomys ini yang menjadi penyebab penularan.
Begitu pula dengan kotoran dan benda lain yang tercemar dengan air seni tikus.
"Jadi menjaga higiene dan sanitasi pribadi, menggunakan alas kaki, dan pastikan tidak mendekati orang yang sedang sakit," tuturnya.
Terlebih, penyakit ini berisiko menular pada semua rentang usia.
Dikutip dari laman resmi Kemenkes, Demam Lassa merupakan penyakit zoonosis, yang berarti bahwa manusia terinfeksi dari kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Host atau reservoir dari virus Lassa adalah hewan dari genus Mastomys, spesies Mastomys natalensis umumnya dikenal sebagai tikus multimammate.
Tikus Mastomys yang terinfeksi dengan virus Lassa tidak menjadi sakit, tetapi mereka dapat menularkan virus dalam urin dan tinja mereka.
Virus penyebab penyakit demam berdarah lassa adalah Lassa Virus (LASV)/ Virus Lassa yang merupakan golongan arbovirus dengan genus arenavirus dan family arenaviridae.
Virus ini merupakan jenis virus demam berdarah (Viral Hemorrhagic Fever/VHF) pada primata.
Virus lassa merupakan virus RNA yang berantai tunggal dan ditemukan sekitar 30 tahun lalu.