Australia vs Indonesia, Ini Kisah Militansi Suporter Timnas Garuda di Doha, Oh Ternyata

--

"Kemarin ada juga complimentary ticket buat yang pekerja migran. Sebelumnya Ultras juga booking tiket, ada juga pembelian mandiri," kata pria yang bekerja di bidang migas itu. 

Ultras Garuda Qatar dan diaspora Indonesia lainnya menunjukkan kekompakannya dalam setiap laga yang dimainkan timnas. 

Saat tampil perdana lawan Irak, jumlah suporter hanya sekitar 700-an sehingga kalah suara dari pendukung tim berjuluk Singa Mesopotamia itu.

Banyak yang menanyakan ketersediaan tiket, persiapan yel-yel, pengadaan atribut dan aksesoris, hingga keluh kesah selama berada di stadion.

Lagu Berbahasa Jawa jadi Primadona

Kemeriahan dan daya tarik selalu identik dengan Ultras Garuda Qatar tiap kali datang ke stadion. 

Bandingkan dengan suporter negara lain, maka hanya diaspora Indonesia yang semangat untuk tampil nyentrik kala membela kesebelasan kesayangan mereka. 

Di luar peralatan suporter standar seperti bendera, perangkat pelantang suara, atau drum, sebagaimana yang dibawa suporter negara lain, diaspora Indonesia membawa lebih dari itu. 

Dari pakaian, minimal batik atau kebaya mereka kenakan. Untuk aksesoris, ada ikat kepala dari bulu khas Indonesia Timur. 

Spanduk atau syal bertuliskan "Indonesia" juga banyak dipakai sebagai alat identitas suporter. 

Penampilan juga tak hanya yang melekat di badan, tapi juga hingga menyasar aspek budaya. 

Saat laga Indonesia lawan Vietnam, misalnya, ada yang berinisiatif menampilkan tari-tarian tradisional Indonesia seperti Saman dan tari Minang.

Belum lagi diaspora yang senang bernyanyi, ikut urun keceriaan dengan bernyanyi bersama. 

Lagu-lagu kekinian berbahasa Jawa masih menjadi primadona. 

Namun, sesekali terdengar pula lagu daerah lainnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan