Mekanisasi Pertanian Solusi Tingkatkan Produktivitas

ilustrasi--

NASIONAL RBt - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus membenahi semua upaya peningkatan produksi pangan strategis padi dan jagung, di antaranya dengan penggunaan teknologi, pendampingan petani melalui penyuluh, mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul serta optimalisasi lahan marjinal seperti lahan rawa mineral. 

Menurut Mentan Amran, potensi lahan rawa mineral yang ada di Indonesia sekitar 10 juta hektare. Jika pada 2024 digarap sekitar 1 juta hektare saja dengan baik, maka akan menambah peningkatan produksi beras sebanyak 2,5 juta ton.

"Indonesia akan berdaulat dan menjadi negara pengekspor beras di 2027 dengan produksi beras dari lahan itu 10 juta ton dengan syarat dalam setiap tahunnya ada peningkatan lahan 1 juta hektare, sehingga ada penambahan produksi 2,5 juta ton beras setiap tahunnya," ujar Amran. 

Pada agenda Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 03, Selasa (23/1) yang bertemakan mekanisasi pertanian dalam meningkatkan produksi padi dan jagung, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas tidak lagi dengan cara konvesional saja, tetapi juga dengan inovasi teknologi. 

BACA JUGA:Kasus Pelaporan Pidana Sengketa Pemberitaan, Ketua Umum PWI Pusat Angkat Bicara

BACA JUGA:Personel Damkar Simulasikan Padamkan Api Gunakan APAR

Cara-cara bertani konvensional harus diubah dengan cara modern. Harus dengan cara maju, mandiri dan modern, termasuk dalam budidaya padi.

‘’Harus singsingkan lengan baju, turun ke sawah untuk genjot produktivitas dan mekanisasi pertanian memberikan kontribusi yang luar biasa untuk produktivitas pertanian. Riset membuktikan dengan adanya alsintan mempercepat produksi pertanian,’’ kata Dedi. 

Narasumber Ngobras, Penyuluh Pertanian Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, Muhammad Afdal menjelaskan bahwa keunggulan menggunakan mekanisasi pertanian ialah lebih efisien untuk pengerjaan sawah.

"Apabila pengerjaan manual 1 hektare bisa dikerjakan 25 orang, sedangkan dengan menggunakan alsintan 5 ha untuk 8 baris tanam,’’ ujarnya.

Afdal menambahkan bahwa tantangan yang dihadapi, yaitu keadaan tanah pertanian yang terlalu dalam, sehingga tidak dicapai dengan alsintan. Tanah pertanian yang terlalu dalam dapat diatasi dengan dikeringkan menggunakan pipa yang ditanam di permukaan tanah, sehingga tanah di dalam mengeras. 

BACA JUGA:Polisi Periksa Oknum Pelajar Diduga Terlibat Pengeroyokan, Harisna:

BACA JUGA:Hermansyah Dinilai Berkarakter Emas, Masyarakat Dapil 1 Dukung Pencalonan

"Untuk alsintan banyak suku cadang yang masih sangat mahal, sehingga banyak alsintan terbengkalai tidak digunakan dan ini harus diberikan solusi," katanya.(*/jpnn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan