Pemuda Serukan Pencegahan Isu Identitas di Pesta Demokrasi 2024

--

POLKUM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) M Rafsanjani mengatakan DPT Pemilu 2024 sebanyak 204 juta orang akan ikut pesta demokrasi. 

Sebanyak 190 di antaranya adalah mahasiswa yang harus menjadi benteng pertahanan kebhinekaan.  

Rafsanjani menilai mahasiswa harus menghalau segala isu identitas, khususnya agama digunakan dalam Pemilu 2024.

"Mahasisws harus membendung agama dijadikan tameng politik. Agama mungkin dan kerap menjadi tameng karena paling murah dan efektif," katanya saat menjadi narasumber di acara bertajuk Menjaga Api Bhinneka Tetap Menyala, Jakarta, Sabtu (30/12).  

Pada agenda yang diselenggarakan Forum Sekretaris Jenderal Cipayung Plus itu, Rafsanjani mendorong semua pihak agar menjaga persatuan dan kebhinnekaan di tengah momentum kontestasi politik. 

"Pemilu damai, hindari politisasi SARA. Kita tidak mau keutuhan berbangsa dikoyak oleh gesekan yang muncul menggunakan isu ini," jelasnya. 

Rafsanjani menyebut mahasiswa masuk dalam kelompok elit dari sisi intelektual.  

Maka, kata dia, kalau mahasiswanya terbawa arus politisi pragmatis itu maka akan bertambah bahaya bagi keutuhan berbangsa dan bernegara. 

"Sebaliknya jika dapat membendungnya maka menjadi harapan. Kita harus mencegah bangsa terkoyak politisi tidak bertanggung jawab," ujarnya.  

Rafsanjani mengatakan secara teknis gerakan bersama seluruh organisasi kemahasiswaan yang telah digagasnya ingin menguatkan demokrasi, mempertengkarkan gagasan bukan identitas.  

Dia menyebut aspek identitas diutamakan maka mutu demokrasi dapat makin merosot.  

"Gerakan kita ingin konsolidasi demokrasi dan mencerdaskan bangsa. Ini benar tugas mulia dan kebangsaan," tegasnya.  

Pada kesempatan sama Sekretaris Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Artinus Hulu mengatakan Forum Sekjen Cipayung Plus yang mendeklarasikan Indonesian Youth Interfaith menjadi sebuah momentum langka menutup dan membuka tahun baru.  

Artinus Hulu mengatakan generasi muda harus memiliki satu visi dan misi menyongsong Indonesia generasi emas 2045.  

"Generasi ini selalu digadang menjadi generasi harapan bangsa," katanya. Artinus menyebutkan bangsa ini memiliki sumber kekayaan bangsa yang besar berupa kebhinekaan. 

"Ini menjadi modal kuat bangsa mencapai kesejahteraan. Kita mengharapkan spirit kebangsaan mengakar di setiap aktivitas kenegaraan. Tugas kita sebagai generasi muda dan aktivis civil society," tegasnya.  

Sekjen Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Rijal Wahid mengatakan generasi muda harus bisa meninggalkan latar belakang untuk benar-benar menjadi Indonesia. 

Gesekan yang masih ada karena belum menemukan spirit bersama.  

"Bingkai ini yang harus di kedepankan sebagai sebuah bangsa yang ingin maju," katanya.  

Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sujahri Somar menambahkan mahasiswa atau generasi muda harus adaftif mengahadapi berbagai situasi. 

Musuh saat ini yang dihadapi bangsa Indonesia terdiri dari tiga yakni fundamentalisme agama, kapitalisme dan komunisme. 

"Radikalisme harus menjadi musuh utama kita semua. Kita sebagai organisasi perjuangan. Akar masalah harus menjadi analisa bersama. DNA kita keberagaman, tradisi, budaya, jangan mau dipecah oleh pemilu," ujarnya. 

Potensi radikalisme agama di 2024 itu benar adanya karena kelompok ini punya cita cita politik.  

"Kita harus bergerak dari kampus untuk merapatkan barisan sebagai student movement," ucap Suharji.(mcr10/jpnn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan