Carut Marut Pengelolaan Website Desa di Bengkulu Tengah: Website Tidak Aktif, Anggaran Dikucurkan Tiap Tahun

--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Seyogyanya keberadaan website desa adalah representasi digital pemerintah desa di internet. Website digadang-gadang menjadi platform utama untuk mempublikasikan beragam informasi desa, mempromosikan potensi lokal, dan menghubungkan warga dengan pemerintah. Fakta mencengangkan terungkap dari hasil penelusuran wartawan pada sejumlah website desa di Bengkulu Tengah.
Dimana banyak website yang terkategori tidak aktif atau tidak update dari sisi postingan artikel. Bahkan ada desa yang websitenya tidak ditemukan di google. Padahal konten artikel pada website menjadi daya tarik pengunjung, dalam hal ini masyarakat setempat sekaligus sebagai barometer web tersebut aktif atau tidak.
Website Desa Sidorejo misalnya postingan artikel terakhir di bulan September 2024. Kemudian Desa Air Sebakul, juga postingan kali terakhir pada September 2024. Desa Margo Mulyo demikian halnya, September 2024 terakhir posting artikel. Sementara pada website Desa Ujung Karang postingan artikel terbarunya bulan Agustus 2024.
Mengejutkannya lagi untuk Desa Kancing, Desa Taba Teret, dengan Desa Pasar Pedati tidak ditemukan pencarian websitenya di google.
Kades Margo Mulyo, Syaifurrohman mengatakan untuk operasional website desa yang sudah berjalan dianggarkan sekitar Rp3 juta per tahun. Sementara anggaran untuk insentif operator memang tidak ada.
Terpisah, Sekdes Pasar Pedati, Nugroho mengatakan website desanya memang sudah lama tidak aktif. Lantaran belum ada operator khusus yang akan mengurusi. Rencana pihak desa tahun ini website akan diaktifkan kembali.
"Sudah tiga tahun belakangan website desa tidak aktif. Jadi selama ini tidak ada anggaran apapun untuk website. Kami telah berkoordinasi dengan kades dan rencanannya tahun ini akan mulai diaktifkan kembali," kata Nurgroho
Kades Air Sebakul, Titin Sumarni juga menuturkan bahwa desanya ada mengalokasikan anggaran operasional website sebesar Rp3 juta per tahun.
"Kami mendapatkan 2 kali pertemuan untuk membahas dan mempelajari lebih dalam tentang website desa itu. Kalau untuk operator kami sudah ada khusus, namun tidak ada gajinya. Jadi kalau ada apa-apa yang berkaitan dengan website kami menyerahkan dengannya," ujar Titin.
Dikonfirmasikan bahwa web desanya tidak ditemukan di google, Sekdes Taba Teret, Intan Subekti tidak menampiknya. Ditanyakan penyebabnya, Intan menyebut lantaran ketika itu ada permasalahan sehingga diputuskan website tidak diaktifkan.
"Kami sudah buat kemarin saat diwajibkan untuk seluruh desa. Sejak webnya tidak aktif lagi tidak ada anggaran untuk itu," jelas Intan.(tim)