RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Lansia diharapkan tetap berdaya dan sehat di usia senja, terhindar dari berbagai penyakit apalagi penyakit pernapasan.
Pernahkah mendengar Respiratory Syncytial Virus (RSV)?
Dilansir dari disway.id, para pakar kesehatan masyarakat menyatakan kekhawatiran terhadap risiko serius RSV pada populasi lanjut usia (lansia) dan individu dengan penyakit penyerta.
Di Indonesia, jumlah lansia terus meningkat seiring bertambahnya usia harapan hidup, dengan prediksi mencapai 14,6% dari total populasi pada tahun 2030.
Saat ini, sekitar 20,7% lansia menderita penyakit penyerta yang memperburuk kerentanan mereka terhadap infeksi berat RSV.
Kondisi ini diperparah oleh sistem imun lansia yang melemah akibat penuaan, meningkatkan risiko komplikasi serius dan beban kesehatan masyarakat.
Apa itu RSV?
RSV adalah virus pernapasan yang tersebar luas namun kurang dikenal, yang menular melalui inhalasi atau kontak dengan sekresi pernapasan dari mereka yang terinfeksi.
Biasanya virus ini menunjukkan gejala-gejala termasuk hidung tersumbat, batuk, mengi, dan demam ringan.
Gejala RSV
Menegakkan diagnosis infeksi RSV sulit, dikarenakan gejalanya yang mirip dengan infeksi pernapasan lain seperti flu biasa, termasuk batuk, pilek, dan demam.
Proses diagnosis membutuhkan tes khusus yang sering kali mahal, memakan waktu, dan tidak mudah diakses secara luas.
Lansia dan individu dengan penyakit penyerta sering kali tidak menyadari bahwa gejala mereka disebabkan oleh RSV, sehingga meningkatkan risiko komplikasi serius atau bahkan komplikasi fatal.