"Pasien diabetes yang mengonsumsi makanan tidak sehat berisiko membuat banyak organ tubuh mengalami kerusakan. Salah satunya adalah pankreas yang bisa menyebabkan hormon insulin tidak bisa bekerja secara optimal dan menyebabkan diabetes," cetusnya.
Sementara itu, diabetes dapat diketahu dengan sejumlah gejala, seperti sering merasa haus, lapar, dan buang air kecil.
Selain itu, gejala yang paling sering terlihat adalah berat badan berlebih atau overweight yang proses penurunannya terjadi secara tiba-tiba dan tanpa diketahui.
Penderita diabetes juga sering merasakan kesemutan, gatal-gatal di area lipatan, keputihan pada wanita, dan luka yang sulit sembuh.
Kemudian, terdapat bekas luka berwarna hitam yang dicurigai sebagai tanda tingginya gula darah, seperti di area kaki atau leher.
Muliaman menegaskan bahwa gejala-gejala tersebut dapat dialami oleh semua usia.
"Tetapi biasanya penderita diabetes pada remaja atau usia muda diawali dengan berat badan yang bertambah. Kalau diabetes tipe 2, terjadi peningkatan berat badan karena konsumsi makanan yang terlalu banyak," lanjutnya.
Sehingga, hal ini dapat berujung pada otot-otot tubuh mengalami resistensi insulin atau tidak dapat merespons insulin dengan baik.
"Setelah obesitas, berat badan akan menurun. Jika terjadi gejala-gejala, segera periksa, cek darahnya dan segera ke dokter untuk mendapatkan konsultasi,” imbaunya.
Sedangkan apabila gejala-gejala tersebut tidak ditangani secara medis, dapat berisiko terjadi komplikasi, mulai dari pembuluh darah besar, seperti serangan stroke, jantung, dan ginjal.
Sedangkan komplikasi di pembuluh darah kecil dapat menyebabkan kebutaan hingga disfungsi seksual.
Begitu pula dengan luka yang sulit sembuh, bahkan semakin parah.
“Kalau sudah terkena penyakit gula darah, harus memperhatikan jadwalnya supaya lebih teratur, terkontrol dan tetap stabil kadar gula darahnya," kata Brand Manager Diabetasol Milk and Snack Diabetes Imam Saloso. (**)