RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Antrean kendaraan pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar di Kabupaten Bengkulu Tengah setiap hari terjadi dan selalu mengular. Mengantisipasi adanya dugaan penimbunan BBM jenis Solar, pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Ujung Karang tetap berpatok pada aturan barcode.
ADM SPBU Ujung Karang, Arison mengatakan mengantisipasi adanya dugaan penimbunan BBM Solar dari pihak Pertamina adalah aturan menggunakan barcode. Menurutnya, barcode sudah sangat aman dan terbit terlebih harus menggunakan STNK.
‘’Kalau cara sopir agar bisa menimbun BBM solar dengan mengganti plat tentu saja sudah tidak bisa. Karena sekarang menggunakan barcode. Satu kendaraan hanya punya satu barcode dan sekali pengisian ada batasnya dalam 24 jam. Jadi sesuai SOP memperlihatkan barcode dan STNK. Jika sudah maksimal, tidak bisa mengulang mengisi kembali,’’ jelas Arison.
Arison menambahkan, jika pun nanti pengendar mengganti plat dan membawa STNK asli dari plat, tetap akan terdeteksi dalam alat scan barcode. Tambahnya, rata-rata pengendara yang mengisi sudah kenal dan ingat wajahnya.
‘’Walaupun ada STNK sesuai plat nomor baru juga tidak bisa. Perlu di ketahui juga, di SPBU Ujung Karang ini rata-rata pelanggan lama, jadi sudah kenal dengan wajahnya. Pasti kami menolak jika mereka mengisi di luar batas maksimum,’’ tambah Arison.
‘’Penyebab antrean panjang itu terkadang dari kurangnya stok solar, tetapi untuk saat ini masih aman karena sudah di datangkan dari Linggau. Kalau untuk waktu-waktu rawan BBM kosong adalah mendekati penghujung tahun. Karena kami hanya diberikan sebanyak 8 ton BBM jenis solar,’’ kata Arison.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/8357/camat-dukung-usulan-warga-soal-lahan-plasma
Terpisah, salah satu sopir truk, Wandir mengatakan, dirinya biasa mengantre di SPBU Ujung Karang. Dalam seminggu, ia bisa mengantre sebanyak 5 kali tergantung dengan perjalanan membawa barang. Tambahnya, tidak ditemukan supir yang berniat nakal untuk menimbun BBM.
‘’Tergantung dengan kebutuhan perjalanan, kalau jauh seperti diluar kabupaten sebanyak 800 liter itu pulang pergi pasti habis. Jadi harus mengantri di hari esoknya. Kalau hanya dalam kabupaten, pengisian full itu bisa mencapai 2 hingga 3 hari,’’ pungkas Wandir.(one)