RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Ketua Pengurus Pusat Persatuan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PP PERKI) dr. Radityo Prakoso, SpJP(K) mengungkapkan bahwa usia muda yang mengalami serangan jantung semakin meningkat.
"Terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun sebanyak 2% setiap tahunnya," ungkap Radityo pada konferensi pers daring, 23 September 2024 seperti dilansir dari disway.id.
Ia menyebut bahwa peningkatan ini dihubungkan oleh beberapa faktor, seperti darah tinggi, obesitas, kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, hingga perubahan gaya hidup yang membuat seseorang kurang bergerak.
"Dan ini juga berhubungan dengan peningkatan faktor risiko yakni, darah tinggi dan diabetes," tambahnya.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/4404/ampuh-ini-dia-8-cara-sederhana-mengatasi-punggung-pegal
Sehingga, ia menegaskan bahwa penyakit jantung tidak hanya ditemukan pada usia tua.
Justru, ia mengungkap data yang menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung pada usia yang lebih muda.
Selain serangan jantung, beberapa penyakit jantung juga memiliki tren meningkat pada usia muda, mulai dari infark miokard, stroke, hingga gagal jantung.
Untuk diketahui, penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di dunia selama 20 tahun terakhir.
Secara global, penyakit jantung menyebabkan kematian terhadap 18,6 juta orang tiap tahunnya.
"Angka kematian tersebut diperkirakan akan meningkat terus sampai tahun 2030," tandasnya.
Lebih lanjut, Radityo menjelaskan secara epidemiologi di antara jenis-jenis penyakit jantung, penyakit jantung isemik mempunyai kontribusi terhadap kematian tertinggi.
"Jadi, penyakit jantung isemik termasuk serangan jantung berkontribusi terhadap 8,9 juta kematian tahun 2019."
Di Indonesia, data Riskesdas 2018 mencatat penyakit jantung menduduki peringat kedua setelah penyakit stroke dan diperkirakan 4,2 juta orang di Indonesia dimiliki penyakit kardiovaskular.