"Nggak juga! Sekarang ta tanya, orang bilang mi instan bahaya, oke bahayanya apa? Semua netizen mi instan bahaya, ta tantang bahayanya apa?
"Bahayanya harus jelas. Kalau kita mau mengatakan sebuah makanan berbahaya, kita harus tahu bahayanya apa," terang pria pemilik almamater Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran itu.
Dokter yang memiliki gelar M.A.B dari Institut Teknologi Bandung itu mengatakan bahaya makan mi instan jika dikonsumsi 10 bungkus dalam sehari.
Secara logis, Dokter Tirta seolah ingin menyampaikan bahwa mi instan sama sekali tidak berbahaya selama tak berlebihan.
"Apakah kamu bisa makan mi instan 50 lusin sehari? Kapan kamu makan mi instan? Ya sekali makan berapa bungkus? Bisa kamu kuat makan 10 bungkus?" jelasnya.
Mi Instan Tidak Ada Nilai Gizinya
Dokter Tirta kemudian menjelaskan bahwa kandungan mi instan diklaim tak punya nilai gizi atau protein.
Namun begitu bukan berarti mi instan tak memiliki protein bahaya dikonsumsi.
Menurutnya, minimal mi instan hanya memiliki kandungan karbohidrat dari tepung yang dapat menjadi sumber energi tambahan.
Selain itu mi instan hanya dapat tambahan berupa bumbu dari natrium yang sama sekali tidak berbahaya.
"Oke, mi instan itu nggak ada gizinya, jadi nggak ada proteinnya. Minimal itu cuma stark karbo yang dibungkus sama tepung dan kasih bumbu. Bumbunya natrium," bebernya.
Mi Instan Punya Nilai Gizi, Jika...
Dokter Tirta kembali menjelaskan mi instan akan bahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.
Misal, kata dia, mi instan bisa menyebabkan tensi tinggi jika dikonsumsi 10 bungkus per hari selama 10 tahun.
"Kalau kamu makan mi instan terus-terusan selama 10 tahun dengan sehari 10 mi instan, ya... tensimu akan naik sistolnya. Kuat kamu makan sehari 10 (mi instan) nggak selama 10 tahun. Nah, oke, berarti sehari sekali," jelasnya.
Ia menyayangkan masyarakat seolah sudah terdoktrin mi instan makan yang tidak baik, tak boleh dikonsumsi.