POLKUM RBt – Bakal Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil atau RK berharap kontestasi politik di provinsi berikon Monas pada 2024 bisa diwarnai ajang adu gagasan dan bukan caci maki. Dia berkata demikian saat menerima B1-KWK dari DPP PSI di kantor partai tersebut, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (25/8).
"Kami berharap pesta demokrasi, khususnya Jakarta itu ajang gagasan. Bukan ajang caci maki, bully-bully," kata eks Gubernur Jakarta itu, Minggu.
Menurutnya, rakyat akan menikmati pelaksanaan Pilkada Jakarta 2024 ketika kontestan tidak memainkan narasi mencaci maki.
"Menurut saya energinya bisa disalurkan lebih baik ke kontestasi gagasan,” ungkap dia.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/6481/pesan-cak-imin-untuk-pbnu-anda-kurang-ajar-saya-hajar
Kang Emil sapaan lain Ridwan Kamil setelah menerima B1-KWK juga menganggap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menyangkut pilkada 2024 harus diteruskan demi mewujudkan demokrasi bermartabat.
Kang Emil mengaku siap adu gagasan dengan kandidat lain yang bisa muncul pada Pilkada Jakarta 2024 setelah pendaftaran kandidat mengacu putusan MK.
"Tentunya kami siap, kami juga sangat senang putusan MK itu dijadikan referensi, karena makin banyak (peserta pilkada, red), makin bagus untuk demokrasi. Makin banyak warga diuntungkan karena banyak pilihan-pilihan,” kata eks Wali Kota Bandung itu.
Di menegaskan bersama Bakal Calon Wakil Gubernur Jakarta Suswono, pasangan RIDO (Ridwan Kamil-Suswono) berkomitmen membawa semangat demokrasi yang bermartabat.
”Insyaallah dengan kerja terukur, kami bisa meraih kemenangan, sehingga nanti kami buktikan semuanya saat kerja-kerja politik,” kata peraih gelar doktor kehormatan dari University of Glasgow tersebut.
Secara tegas, Kang Emil menyatakan bahwa pasangan RIDO siap berkontestasi dengan membawa slogan Jakarta Baru, Jakarta Maju.
Dia bersama Suswono akan menghadirkan lompatan inovasi untuk menyelesaikan berbagai problem yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta. Kang Emil setelah menerima B1-KWK kemudian berbincang sebentar dengan seorang warga di area kantor PSI.
"Pak RK, biasanya cuma lihat di TV,” ucap salah seorang warga yang menghampiri Kang Emil. "Lucu, ya, Bu, mirip bapaknya,” canda dia.(**)