TALANG EMPAT RBt - Sejak didirikan tahun 2020 lalu hingga kini rumah produksi bambu Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) yang menelan anggaran Rp1,3 miliar tak kunjung difungsikan. Selain mubazir, temuan kerusakan pada fisik bangunan kembali mendapat atensi dari Ormas yang sejak awal meminta agar pihak APH turun melakukan penyelidikan.
Ketua Ormas Grashi Nasirwandi menegaskan dirinya akan membuat dan melayangkan surat resmi ke APH.
"Kita sudah menunggu-nunggu tapi sepertinya belum juga ada tindakan. Kita akan buatkan surat resmi meminta agar APH turun menyelidiki dugaan kejanggalan pada pengerjaan bangunan tersebut. Karena seperti yang pernah kita ungkapkan beberapa waktu lalu, dari peninjauan banyak kerusakan-kerusakan. Padahal gedung belum difungsikan. Dengan dana sebesar itu (miliaran rupiah, red) tentu menjadi pertanyaan kita akan kualitas bangunannya," ungkap Nasirwandi.
BACA JUGA:Pendaftar Nihil, Seleksi Terbuka JPTP Bengkulu Tengah Tak Diminati?
Bukan hanya Ormas Grashi, Ormas Nusantara Institute juga mendukung upaya meminta APH turun mengecek fisik bangunan. Seperti disampaikan Harisna Asari bahwa ormasnya akan mengawal laporan setelah nanti dimasukkan ke APH untuk diproses sesuai aturan.
"Dari awal kita sudah menduga ada ketidakberesan. Mulai dari banyak temuan kerusakan, pintu yang bermasalah sampai dibongkar sama orang toko, sampai pemanfaatan yang tidak jelas. Sejak dibangun hingga sekarang dibiarkan kosong. Mubazir saja dana miliaran itu. Lebih bermanfaat dibangunkan jalan atau rumah saudara-saudara kita yang tidak layak huni," tandas Haris.(tim)