Nyatanya, mimpi itu tak bisa diraihnya. Langkahnya di DBL Camp terhenti di Top 28 Campers. Langkahnya terhenti sebenarnya bukan kalah bersaing. Tapi lebih karena Viknes tak bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya akibat cedera.
Dan hebatnya Viknes tak pernah menyerah. Ia punya prinsip yang ditanamkan ibunya.
"Kata ibu, kalau gak dapet bukan berarti aku berhenti di situ. Saya yakin banyak jalan lain buat menuju ke apa yang aku mau,” ungkapnya.
Hal itu juga yang ia pegang ketika gagal kuliah ke luar negeri karena pandemi.
"Waktu itu saya coba cari jalan lain selain kuliah. Kakak saya sempat ingetin kalau dulu sempat ada tawaran dari Persona Management Jakarta semacam agensi gitu (sekarang menjadi agensi Viknes di Indonesia). Saya coba kontak mereka dan ketemu. Dari situ karier modeling berjalan," terangnya.
Nah, dari modeling inilah, Viknes bisa ke Eropa. Tak sekadar ke Prancis.
"Awalnya itu saya coba-coba aja karena gak ada kegiatan. Sampai akhirnya sekarang sudah jadi pekerjaan utama dan bisa ke Eropa," terangnya.
Menariknya, Viknes menekuni dunia mode secara otodidak. Bahkan, tak ada rekam jejak dari keluarganya yang berkecimpung dunia modeling.
"Keluarga gak ada yang into di dunia arts gitu,” ujarnya.
Awal-awal menekuni dunia model, Viknes tak pernah terbayang bahwa ia bisa seperti sekarang ini. Saat itu tujuannya hanya ingin mencoba sesuatu yang baru, memanfaatkan kesempatan dengan semaksimal mungkin.
"Sekarang baru sadar everythings happened for a reason," tegasnya.
Kini Viknes bisa dibilang sebagai wajah baru mode Indonesia. Ia merupakan salah satu model Indonesia yang tampil di Milan Fashion Week 2023 dan beberapa parade fashion ternama lainnya.