KARANG TINGGI RBt – Pertandingan turnamen bola voli yang dilaksanakan Karang Taruna Desa Ujung Karang Kecamatan Karang Tinggi berujung baku hantam pada Minggu 3 Desember 2023 sore. Kejadian ini terjadi usai pertandingan tim voli Desa Ujung Karang vs tim voli Desa Renah Lebar. Sempat terekam video yang beredar di media sosial (Medsos), peristiwa ini mempertontonkan sejumlah warga yang saling baku hantam. Akibatnya, pemain maupun penonton yang berada di sekitar lapangan pertandingan diketahui mengalami luka lebam. Selain itu, informasi yang diterima, seorang ibu hamil (Bumil) juga terkena imbas dari keributan yang terjadi sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Saat dikonfirmasi, Manager Tim Renah Lebar, Prendi mengatakan tim dari Desa Ujung Karang diduga tak terima dengan kekalahan pada pertandingan. Usai pertandingan, tepatnya pada sesi bersalaman, salah satu tim pemain dari Desa Ujung Karang diduga langsung memegang kerah baju dari salah seorang pemainnya. Sontak kejadian ini langsung menyulut emosi dan terjadilah dugaan baku hantan. Tak terima atas kejadian ini, pihaknya langsung melaporkan ke Polres Bengkulu Tengah (Benteng).
‘’Awalnya itu, setelah sudah main dan saat salaman salah satu pemain dari tim Ujung Karang diduga langsung mengeroyok pemain tim kami. Penonton juga terkena imbasnya. Yang dikatakan bahwa sebelum kejadian adanya ribut mulut itu tidak benar. Kami sudah melapor ke Polres Benteng,’’ kata Prendi.
Terpisah, Ketua Panitia Turnamen, Prananda Rizky Putra Pratama bersama Manager Tim Ujung Karang, Hendri Sopan mengatakan pada saat pertandingan, ada salah satu pemain lawan yang tidak sengaja menginjak kaki salah seorang pemain Desa Ujung Karang hingga mengalami keseleo. Akibatnya, pemain tersebut tak bisa melanjutkan permainan. Setelah time out, permintaan maaf atau itikad baik tak juga ada.
‘’Ceritanya, pada saat pertandingan pertama, ada pemain yang menginjak salah satu pemain kami sehingga kakinya terkilir. Saat time out, tim lawan tidak memberikan itikad baik untuk meminta maaf hingga saat pertandingan selesai. Hingga salaman juga begitu. Pemain tim kami marah dan memegang kerah baju tim lawan. Pada saat itu, sebenarnya kami sudah melerai. Tetapi tim lawan juga menantang. Akhirnya terjadilah perkelahian hingga penonton juga ikut. Kami masih menunggu untuk pihak Desa Renah Lebar datang untuk berbicara baik-baik tetapi sampai saat ini mereka juga belum datang,’’ kata Rizky.
Rizky mengatakan, pihaknya menginginkan turnamen tersebut berjalan kembali. Karena walaupun tuan rumah mendapat konflik, tetapi ajang olahraga tetaplah harus berjalan.
‘’Tentu kami juga menginginkan damai, agar turnamen ini dapat berlanjut. Disini juga kami sudah merasa dirugikan karena saat ini masa penyisihan yang sudah setengah jalan. Mudah-mudahan ada solusi terbaik dari kejadian ini,’’ demikian Rizky.(one)