Pesan Penting untuk Perokok: 1 Batang Rokok Lebih Baik Dialihkan untuk 1 Butir Telur

Minggu 01 Sep 2024 - 22:02 WIB
Editor : Leonardo Ferdian

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Imbauan penting untuk para perokok aktif.

Daripada merokok, lebih baik mengalihkan pembelian rokok untuk gizi anak.

Dilansir dari Disway.id, praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama mengungkapkan konsumsi rokok bisa dialihkan untuk membeli telur untuk membantu menurunkan angka stunting.

Pasalnya, kata Ngabila, stunting masih menjadi permasalahan utama di Indonesia, terdapat empat cara mencegah stunting yang bisa diterapkan masyarakat Indonesia.

“Menurut saya, ada empat cara mencegah dan mengentaskan stunting, konsumsi protein hewani yg cukup, siapkan mental dan fisik calon ibu, imunisasi rutin lengkap gratis, dan deteksi dini dgn membawa semua balita ke posyandu setiap bulan,” ungkapnya kepada Disway.id pada Sabtu, 1 Juni 2024.

Ia juga menjelaskan, rokok merupakan konsumsi nomor dua pada keluarga miskin setelah beras, yang mana apabila kebiasaan merokok dikurangi uang tersebut bisa dialihkan untuk membeli makanan bergizi seperti telur, ayam, susu, dan lainnya.

Dalam hal ini, Ngabila menjelaskan efek rokok baik perokok aktif maupun perokok pasif yang sama berbahayanya bagi kesehatan fisik dan juga mental pada anak.

“Perokok aktif disebut 1st hand smoker, yang menghirup asap rokok disebut 2nd hand smoker dan yang menghirup sisa asap rokok di benda disebut 3rd hand smoker termasuk bayi kita dirumah menghirup dari baju, HP, tangan, dan lainnya” ungkapnya.

Perokok memiliki peran untuk mencegah efek bahaya dari rokok untuk masuk ke dalam tubuh manusia terutama kesehatan anak sejak dalam kandungan.

“Para perokok memiliki pajanan rokok sebelum sampai dengan sesudah lahir yg kumulatif bahkan sudah terbukti meningkatkan kadar kotinin di darah dan urine anak,” sambungnya.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Tags :
Kategori :

Terkait