Muncul Kasus Kematian Pertama Flu Burung H5N2, Sudah Masuk Indonesia?

Sabtu 08 Jun 2024 - 21:13 WIB
Editor : Leonardo Ferdian

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi adanya kasus kematian pertama akibat flu burung H5N2.

Dilansir dari Disway.id, dalam laporannya, warga Meksiko berusia 59 tahun meninggal pada 24 April setelah mengalami gejala flu, seperti demam, sesak napas, diare, mual, dan rasa tidak nyaman secara umum.

Padahal, korban tidak memiliki riwayat terpapar unggas atau hewan lain.

Sedangkan kasus flu burung subtipe A (H5N2) telah dilaporkan pada unggas di Meksiko.

Hal ini menjadi pertanda bahwa manusia harus meningkatkan kewaspadaan terhadap flu burung, terutama jenis H5N2.

Bagaimana dengan penularan di Indonesia?

Di Indonesia sendiri, flu burung terakhir dilaporkan pada tahun 2017 dan hingga saat ini belum pernah dilaporkan lagi kasus flu burung pada manusia.

"Untuk kasus H5N2, belum ada laporan kasus baik pada unggas maupun manusia di Indonesia," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Imran Pambudi ketika dihubungi pada Kamis, 6 Juni 2024.

Ia menjelaskan, flu burung memiliki case fatality rate atau angka kematian kasus yang tinggi, yakni mencapai 80 persen.

Gejala Flu Burung

Gejala awal flu burung berupa batuk dan demam yang berlanjut jika tidak ditangani sesegera mungkin menjadi kesulitan pernapasan yang menyebabkan kematian.

Adapun gejala lain yang diderita adalah demam dengan suhu ≥38◦C, batuk, nyeri tenggorokan, pilek, sesak napas, dan terdapat riwayat kontak dengan unggas atau lingkungan yang terkontaminasi.

Apabila seseorang yang terjangkit flu burung segera melakukan pengobatan, keberhasilan untuk sembuh pun meningkat.

"Tingkat keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh deteksi dini dan pengobatan yang dilakukan secepatnya," tandasnya.

Pengobatan flu burung sendiri dapat menggunakan antivirus (oseltamivir) dan pengobatan suportif.

Tags :
Kategori :

Terkait