RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Suka merancang busana dan membuat pola, berencana ingin memilih program studi fashion, tentu akan bersaing dengan industri mode di masa depan.
Karena itu tidak hanya ilmu membuat pola, tetapi bagaimana bisa mengembangkan bisnis di bidang fashion.
Dilansir dari Disway.id, industri fashion merupakan salah satu sektor yang terus berkembang dan bertransformasi secara dinamis di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Apalagi dengan kemajuan teknologi, industri fashion mengalami perubahan besar dalam berbagai aspek, mulai dari desain hingga distribusi.
Salah perancang busana muda, Andhika Surasetja, yang juga merupakan Creative Creator JFW & Founder Studio bercerita.
Ada pula Alumni Fashion Program BINUS University yaitu RM Radinindra Nayaka Anilasuta yang merupakan Fashion Designer at House of Radinindra dan Daciadhia Phoebehana yang merupakan creative director of DACIA Official, and Co-Founder of Salmanda Plants & Phoebe Living.
"Sebagai kampus yang dikenal dengan keunikannya sebagai Creative Business Campus, kami berkomitmen untuk menggabungkan kreativitas dengan pemahaman bisnis yang kuat. Program Fashion ini adalah manifestasi dari filosofi tersebut, di mana para mahasiswa tidak hanya diajarkan untuk menciptakan karya seni dalam bentuk busana, tetapi juga dibekali dengan keterampilan bisnis yang akan membantu mereka menjadi pengusaha sukses di industri fashion dengan mengangkat local pride.", ujar Prof. Lim Sanny selaku Campus Director BINUS @Alam Sutera.
Mahasiswa diajak optimis pada masa depan industri fashion yang inklusif.
Mereka diajak untuk mendalami tren dan ide kreatif dalam bidang fashion, serta terus berinovasi dalam dunia fashion.
“Saya merasa sangat terhormat dan bersemangat untuk berpartisipasi dalam acara trendsetter talk dan launching fashion program. Acara ini tidak hanya menunjukkan dedikasi kampus dalam mengembangkan bakat kreatif mahasiswa, tetapi juga komitmennya untuk membekali mereka dengan keterampilan bisnis yang esensial,” ujar Andandika Surasetja selaku Creative Director of JFW.
Batik Jadi Highlight
Salah satu mahasiswa program fashion yang kini memiliki branding desain baju sendiri, RM Radinindra Nayaka Anilasuta yang merupakan Fashion Designer at House of Radinindra memiliki keunikan untuk menonjolkan batik yang merupakan sebuah ‘legacy’ dari keluarganya sendiri.
“Orang orang waktu melihat batik itu ‘oh itu klasik’, biasanya takut salah pakainya. Saya ingin mendaur ulang batik itu sebagai dipakai secara sehari hari bahkan untuk event-event. Tidak memandang ras ataupun etnik grup (juga). Saya berharap desain saya bisa dibawa ke thailand ataupun korea,” kata Nayaka
“Batik untuk saya sendiri bukan sebagai aset budaya, tetapi juga aset keluarga yang memang budaya batik dan karya seni batik tidak hanya keluarga. (ada) Kedekatan dari kecil dengan batik itu sangat dekat,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa batik yang ia gunakan tidak dipotong sama sekali, tetapi memakai selebihnya dengan desain yang futiristik.