Lia Camino

Selasa 14 May 2024 - 21:11 WIB

Oleh: Dahlan Iskan 

Lia seperti saya: sama-sama masih jetlag. Saya datang dari Jakarta, dia dari Santiago di ujung barat Spanyol. 

Ini kali kedua Lia ke Santiago: untuk Camino. Anda sudah tahu apa itu Camino: perjalanan rohani ke makam Santo James di Santiago. Lia memang Katolik. 

Itu perjalanan penderitaan. Jalan kaki. Sejauh 100 km. Dari Sarria ke Santiago. Lewat jalan-jalan desa. 

Ada yang memilih rute (camino) yang lebih jauh. Dari arah Perancis. Atau dari arah mana saja. Bisa pilih. Mau yang 1.200 km juga ada. 

Yang paling populer dari arah timur yang 100 km itu. Atau jarak yang sama dari arah selatan: dari kota Porto, di bagian utara Portugis. 

Di Camino yang pertama dulu, Lia pilih rute dari selatan itu. Camino jarak 100 km adalah yang minimalis. Soal mau ditempuh berapa hari itu terserah kekuatan iman masing-masing --utamanya kekuatan kaki mereka. 

Boleh dalam sehari, boleh seminggu, pun sebulan. 

Kapan Anda putuskan untuk Camino lagi yang kedua? 

"Di hari begitu tahu Pak Ganjar kalah," jawab Lia. 

Lia adalah ketua tim pemenangan Ganjar-Mahfud. Untuk seluruh Amerika. All out. Sampai plat nomor mobilnyi, Lexus, diganti GANJAR. Bukan lagi plat nomor angka. GANJAR itu plat nomor resmi yang didaftarkan di New York. 

Lia berhasil. Sukses. Ganjar menang satu putaran: dapat suara lebih 50 persen di Amerika. Hampir 51 persen. 

Tapi pemilih di Amerika hanya 20.000 orang. Apalagi di Vatikan, jauh lebih kecil lagi. Biar pun Ganjar menang di dua negara itu Anda sudah tahu hasil keseluruhannya. 

"Begitu quick count menyatakan Pak Ganjar kalah saya bilang ke suami: kita Camino lagi," ujar Lia. Sang suami, James Sundah, setuju. James, Anda sudah tahu, pencipta lagu 'Lilin lilin Kecil'. 

"Saya juga hubungi anak saya untuk ikut", kata Lia. Erick, anak mereka, kini umur 26 tahun. Ia lahir di Boston. Sampai tamat SMA di Binus Jakarta. Sarjana manajemen bisnisnya dari Amerika. 

Tags :
Kategori :

Terkait