RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Jumlah dokter spesialis di Indonesia masih kurang.
Rasio perbandingan satu dokter untuk menangani satu pasien, tidak sebanding dengan beban kerja yang dialami.
Dilansir dari Disway.id, untuk memenuhi tenaga dokter spesialis di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan membuat program pendidikan berbasis rumah sakit bernama
Rencananya, program tersebut akan diluncurkan perdana oleh Menkes Budi Gunadi pada Senin 6 Mei 2024 lewat video.
"Saya akan meluncurkan program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit 6 mei 2024 hari senin nanti," ujar Menkes Budi, Jumat 3 Mei 2024.
Program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit nantinya akan dibagi ke dalam 420 rumah sakit pendidikan.
Hal ini guna mempercepat pemenuhan dokter spesialis di Indonesia.
"Hitung-hitungan kami dari sekitar 117 fakultas kedokteran kita miliki masih butuh 15 tahun lagi. Kita punya 3000 rumah sakit 420 rumah sakitnya, rumah sakit pendidikan," kata Budi.
"Untuk mendidik lebih banyak dokter dan dokter spesialis, dengan demikian akan lebih cepat pemenuhan tenaga dokter spesialis di Indonesia," tambahnya.
Lebih lanjutnya, Menkes Budi Gunadi menjelaskan kalau program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit nantinya akan memprioritaskan peserta putra-putra yang berasal dari daerah yang sulit untuk mengakses pendidikan.
"Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum terpecahkan," katanya.
"Inilah sebabnya kenapa kita nanti akan melakukan pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit, dokter-dokter putra putra daerah akan mendapatkan prioritas untuk masuk menjadi peserta pendidikan dokter spesialis di rumah sakit ini," ujarnya.
Dalam laman Kemenkes, disebutkan saat ini, jumlah dokter di Indonesia masih kurang, di mana rasionya hanya 0,47 dan menempati urutan 147 di dunia.
Kekurangan dokter di Indonesia telah menjadi masalah sejak masa kemerdekaan.
Terlebih, jumlah tenaga dokter spesialis masih sangat minim.