Merasa Sering Banget Cepat Panik? Coba 6 Cara Spesial Ini Agar Hati Tetap Tenang

Senin 18 Nov 2024 - 18:55 WIB
Editor : Leonardo Ferdian

Terapi perilaku kognitif (CBT) dan jenis konseling lainnya seringkali dapat membantu orang yang mengalami serangan panik dan gangguan panik. CBT bertujuan untuk membantu Anda mengubah cara Anda memandang situasi yang menantang atau menakutkan dan membantu Anda menemukan cara baru untuk menghadapi tantangan yang muncul.

Selain mengubah perilaku, terdapat beberapa bukti bahwa CBT dapat memengaruhi struktur di otak Anda yang bertanggung jawab atas gejala panik.

2. Minum obat

Benzodiazepin, seperti alprazolam (Xanax), dapat membantu mengatasi gejala panik yang terjadi.

Namun, obat-obatan tersebut tidak akan membantu mengatasi gangguan kecemasan yang mendasarinya dan dapat dengan cepat menyebabkan ketergantungan. Oleh karena itu, dokter hanya merekomendasikan penggunaan jangka pendek saat krisis.

Karena benzodiazepin adalah obat resep, Anda mungkin memerlukan diagnosis gangguan panik agar bisa mendapatkan obatnya.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antidepresan untuk penggunaan jangka panjang. Beberapa obat anti kejang, seperti pregabalin atau clonazepam, juga dapat membantu mengatasi kecemasan.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/3775/ternyata-ini-alasan-mengapa-mangga-harus-direndam-dulu-sebelum-dikupas-dan-dimakan

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/3746/masih-terdengar-asing-ternyata-daun-gedi-tawarkan-5-manfaat-ini-untuk-kesehatan-apa-saja

3. Gunakan pernapasan dalam

Meskipun hiperventilasi merupakan gejala serangan panik yang dapat meningkatkan rasa takut, pernapasan dalam dapat mengurangi gejala panik saat serangan.

Dalam sebuah penelitian, yang diterbitkan pada tahun 2017, 40 orang bergabung dalam kelompok terapi yang melibatkan pernapasan dalam atau diafragma atau kelompok kontrol. Setelah 20 sesi latihan intensif, mereka yang berlatih pernapasan dalam mengalami peningkatan dalam tingkat perhatian dan kesejahteraan emosional.

Ulasan lainnya pada tahun 2018 menemukan bahwa pernapasan lambat dapat memiliki efek serupa.

4. Sadarilah bahwa Anda sedang mengalami serangan panik

Dengan menyadari bahwa Anda mengalami serangan panik dan bukan serangan jantung, Anda dapat mengingatkan diri sendiri bahwa ini hanya sementara, akan berlalu, dan Anda baik-baik saja.

Cobalah untuk mengesampingkan rasa takut bahwa Anda akan mati atau malapetaka yang akan datang, kedua ketakutan tersebut hanyalah gejala serangan panik. Hal ini memungkinkan Anda untuk fokus pada teknik lain untuk mengurangi gejala Anda.

Tags :
Kategori :

Terkait