RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Sejak lama buah-buahan diidentikkan dengan sajian pencuci mulut setelah makan. Namun ada juga yang berpendapat bahwa waktu yang tepat mengkonsumsi buah adalah sebelum makan. Pro dan kontra pun terjadi saat orang menganggap makan buah lebih baik dilakukan sebelum atau setelah makan.
Lantas untuk mendapatkan khasiat yang maksimal dari buah-buahan yang dikonsumsi, kapan sebaiknya makan buah?
Mitos seputar larangan makan buah setelah makan
Tak dapat dipungkiri, buah-buahan menawarkan segudang manfaat kesehatan bagi tubuh.Rutin mengonsumsi buah bisa membuat kita jauh dari berbagai gangguan kesehatan, badan lebih bugar, hingga membantu kitamengendalikan berat badan.
Banyak yang percaya bahwa makan buah sehabis makan membuat gizi yang masuk ke dalam tubuh mubazir. Selain itu, makan buah sesudah makan bisa menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan.
Dengan begitu, waktu terbaik untuk makan buah diyakini paling tepat saat perut dalam keadaan kosong, atau sebelum kita makan besar seperti makan siang dan makan malam sayangnya anggapan ini sekedar Mitos.
Teori pendukung mitos ini yaitu buah akan lebih cepat diserap dengan bantuan enzim khusus jika dimakan saat perut kosong. Saat perut sudah terisi dengan makanan, sistem pencernaan akan sibuk menyerap zat gizi makanan, dan bukan dari buah.
Akibatnya, buah-buahan yang kita konsumsi setelah makan pun jadi tertimbun begitu saja dalam lambung, belum dicerna dan diserap nutrisinya dengan baik.
Hal ini berisiko menyebabkan olahan fermentasi buah-buahan di dalam lambung.
Akibatnya bisa bermacam-macam, mulai dari perut kembung, bersendawa, sampai sakit perut.
Bolehkah mengonsumsi buah setelah makan?
Melansir dari laman yankes.kemkes.go.id buah bisa dimakan kapan saja, baik sebelum maupun setelah makan.Tidak ada aturan tertentu yang terbukti secara ilmiah kapan waktu terbaik menikmati buah.
Jika kita makan buah setelah makan, buah tidak akan tertimbun dan menyebabkan masalah pencernaan. Nutrisi yang didapat dari buah pun tetap akan dicerna oleh tubuh dengan baik.
Dihimpun dari Huffington Post, seorang ahli gizi dan diabetes asal Amerika Serikat Jill Weisenberger mengungkapkan bahwa proses fermentasi buah-buahan tersebut tidak akan terjadi dalam lambung.
Pasalnya, fermentasi membutuhkan banyak koloni bakteri. Sementara itu, lambung kita dipenuhi oleh asam klorida yang akan membunuh berbagai bakteri, bahkan sebelum bakteri tersebut membangun koloni dan menyebabkan fermentasi.