WISATA - Menjelang bulan suci Ramadan, Masjid Ramlie Musofa tengah melakukan sejumlah persiapan dan membuat program menarik.
Dilansir Disway.id, kepada wartawan, Sofian Rasidin selaku anak Haji Ramli pendiri Masjid Ramlie Musofa, Sunter Agung, Jakarta Utara mengatakan secara rutin mengadakan program buka puasa bersama.
Tak hanya itu saja, Sofian Rasidin juga mengatakan kalau setiap hari menyediakan sebanyak 100 porsi bagi kaum muslimin untuk berbuka puasa secara gratis.
" Sebetulnya kami hanya buka puasa bersama, kami menyediakan 100 porsi setiap hari," kata Sofian Rasidin, Minggu 10 Maret 2024.
Jumlah 100 porsi itu dikatakan Sofian Rasidin belum termasuk dari sumbangan yang diberikan oleh sukarelawan. Sehingga, diprediksi jumlahnya akan terus bertambah di bulan Ramadan.
" Terlepas apakah ada sumbangan dari pihak luar, dari pihak internal hanya menyediakan 100 porsi gitu," ujarnya.
Sementara, untuk jumlah rakaat shalat tarawih, Sofian Rasidin menyebut kalau Masjid Ramlie Musofa penyelenggaraanya hanya berjumlah 11 rakaat saja. Hal tersebut dikarenakan masih banyak jamaah yang harus melamjutkan perjalanan pulang.
" Terus ada shalat tarawih kami disini jumlahnya 11 rakaat saja. Soalnya, masih banyak jamaah yang ingin melanjutkan perjalanan pulang ke Depok, Bekasi, Bogor, Tangerang, kalo kita kasih 23 kasihan mereka," ujarnya.
Masjid Ramlie Musofa memiliki arsitektur yang terinspirasi dari keindahan Taj Mahal di India, berdiri sebagai lambang cinta umat Islam kepada Allah SWT.
Berdiri megah dengan dominasi warna putih di Jalan Danau Sunter Raya, Sunter Agung, Jakarta Utara, sama seperti Taj Mahal yang dibangun sebagai lambang cinta dari seorang raja kepada sang istri.
Masjid ini juga Dibangun atas dasar kecintaan sang pendiri masjid yang merupakan seorang mualaf beretnis Tionghoa, Haji Ramli Rasidin, kepada keluarganya dan juga kepada agama Islam.
Berlokasi di area perumahan dan tepat di seberang danau Sunter, masjid ini sangat mudah ditemukan.
Masjid Ramlie Musofa didominasi warna putih dan lantai berwarna hitam. Tulisan kaligrafi berwarna emas dalam tiga Bahasa, yaitu Mandarin, Indonesia, serta Arab menghiasi sejumlah titik bangunan dan menambah keunikan masjid ini.
Pada tangga utama menuju ke dalam masjid terdapat terjemahan ayat dari Surat Al Fatihah, surat pertama pada Al Quran, dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
Di teras lantai dua, terdapat sepasang pentungan dan bedug yang berlapis kulit berwarna coklat tua yang akan dibunyikan pada saat azan berkumandang.