RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menemukan adanya perbedaan data yang tertera pada formulir C hasil Pemilu 2024 dengan yang terbaca pada aplikasi sistem informasi rekapitulasi (Sirekap).
Untuk itu Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera memperbaiki Sirekap.
"Tentu Bawaslu memberikan saran perbaikan kepada KPU untuk segera melakukan perbaikan Sirekap supaya tidak menimbulkan ketidakpercayaan publik," ujar anggota Bawaslu Lolly Suhenty di Jakarta, Kamis (15/2).
Menurut Lolly, Bawaslu telah melakukan pengecekan terkait kesalahan input data hasil penghitungan suara.
"Kami cek, ternyata memang ada kesalahan input ini," ucapnya.
Bawaslu menduga kesalahan input terjadi karena ada ketidakakuratan sistem digital pada Sirekap dalam membaca tulisan pada formulir hasil penghitungan suara yang di foto oleh petugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Bisa jadi yang namanya garisan tangan tidak sesuai sehingga kemampuan membacanya yang kemudian tidak akurat," katanya.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/2259/real-count-kpu-ri-hingga-kamis-pagi-prabowo-gibran-menang-tebal
Menurut Lolly data yang tidak terbaca dengan akurat oleh Sirekap seharusnya langsung bisa dikoreksi pada tingkat bawah agar tidak menciptakan kebingungan.
"Misalnya, di TPS tertentu sudah langsung teridentifikasi, ‘Oh salah, nih. Yang tadinya 10, karena tarikannya (tulisan tangan) tidak pas, menjadi 100, misalnya. Seharusnya kan terkoreksi cepat," tutur Lolly.
Namun, sistem yang ada di Sirekap, kata Lolly, tidak dapat dikoreksi secara cepat di tingkat bawah. Akibatnya menimbulkan ketidakpastian di tengah masyarakat yang memantau secara online.
"Nah, teman-teman KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) pun tidak punya kemampuan mengoreksi, itu yang kemudian jadi problem kan," katanya.
Lolly lantas meminta masyarakat menunggu hasil rekapitulasi manual berjenjang untuk mengetahui hasil akhir penghitungan suara Pemilu 2024.
"Publik harus tahu Sirekap hanya alat bantu. Nanti yang utama rekapitulasi manual berjenjang. Nah akan dilihat proses ini sampai 20 Maret," ucapnya.