Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio.
Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses.
Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi.
Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus dalam usus mereka dan dapat “diam-diam” menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.
Cara Mencegah Polio
Polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio tetes dan polio suntik lengkap, serta sanitasi lingkungan yang baik.
Imunisasi adalah hak anak sehingga ayah dan ibu bertanggungjawab untuk memenuhinya bersama-sama.
Lakukan imunisasi Polio guna memberikan perlindungan sepanjang hayat.
Bila belum mendapat imunisasi, maka segeralah datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi. Lebih baik terlambat daripada tidak lengkap.
Bawa anak kita ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi rutin lengkap dalam tujuh (7) kunjungan.
Bila terjadi KLB Polio, harus dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu pemberian imunisasi polio massal kepada seluruh sasaran kelompok rentan dalam rangka menanggulangi KLB.
Untuk memutus rantai penularan, harus dipastikan cakupan ORI tinggi (minimal 95%) dan merata di seluruh wilayah.
ORI dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 putaran.
Polio dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak di bawah usia 5 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi Polio secara lengkap.
Risiko menjadi semakin besar jika kondisi sanitasi tidak baik, misalnya masih ada perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).