POLKUM RBt - Aliansi yang tergabung dalam Rumah Kebangsaan Jawa Timur mengecam tindakan kampanye hitam dan provokasi karena meriusak kualitas demokrasi.
Sekjend Rumah Kebangsaan Firdaus Suudi menyebut selaras dengan komitmen nilai kebangsaan mahasiswa harus melawan semua praktik kampanye hitam dan provokasi.
"Kami sepakat menolak sekaligus melawan semua bentuk narasi kampanye hitam yang menggaggu stabilitas politik nasional, karena kami yakin perbuatan tersebut akan memancing polarisasi di akar rumput, memecah belah, saling mengadu dan menyesatkan satu dengan yang lain,” ujarnya Jumat (12/1).
Seperti diketahui, ramai aksi mahasiswa bagikan selebaran tolak pelanggar HAM dan Politik Dinasti di 800 kampus di 35 provinsi di Indonesia termasuk di Jawa Timur.
“Maka, dengan ini sekali lagi kami tegaskan kampanye hitam inilah yg harus di amputasi karena sudah pasti disusupi dengan narasi provokatif yang menyasar titik emosional pemilih,” ucap Firdaus.
Firdaus menyebut Aktivis Mahasiswa Rumah Kebangsaan menyampaikan pernyataan sikap berikut untuk Indonesia yang aman dan damai.
Pertama, mengecam aksi sekelompok mahasiswa yang menyebarkan berita dan narasi hoaks yang masuk kategori kampanye hitam.
Kedua, mendesak Bawaslu agar menyikapi aksi tersebut dengan melakukan langkah-langkah hukum berdasarkan Undang-Undang Pemilu.
Ketiga, mengimbau kepada seluruh komponen mahasiswa sebagai kaum intelektual untuk tidak menghasut masyarakat dengan bentuk-bentuk kampanye yang dapat mengganggu jalannya demokrasi yang bermartabat.
Sejumlah aktivis Rumah Kebangsaan Jawa Timur itu terdiri dari, Sekertaris Jenderal Rumah Kebangsaan Jawa Timur dan juga Ketua DPD IMM Jatim (Firdaus Suudi) Ketua PKC PMII Jatim( Baijuri), Ketua BADKO HMI Jatim (Ahmad Surya Hadi Kusuma), Ketua KMHDI Jatim (Gede Shandy), Ketua DPD GMKI Jatim (Hizkia), Korda BEMSI Jatim (Ahmad Roby Gunawan) Perwakilan BEM PTMI Jatim (Fiqi) dan Perwakilan Kelompok DPD GMNI Jatim, (Dimas Irianda).(mcr10/jpnn)