Bunga Rafflesia di Cagar Alam Taba Penanjung Tak Lagi Mekar, Ini Penyebab Utamanya

Sabtu 22 Feb 2025 - 22:39 WIB
Reporter : Nugroho Bayu Santoso
Editor : Leonardo Ferdian

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Kawasan hutan cagar alam di Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah yang dulunya dikenal sebagai tempat mekarnya bunga Rafflesia, kini tak lagi menyuguhkan pesona bunga langka tersebut. Menurut Taufik, penjaga lokasi bunga Rafflesia, di daerah ini telah gagal mekar selama lebih kurang empat tahun terakhir.

"Sejak sekitar empat tahun yang lalu, bunga Rafflesia di sini sudah tidak mekar. Pada saat itu, ada acara paskibra se-Indonesia yang mengunjungi tempat ini, dan jumlah pengunjungnya sangat banyak sehingga tidak dapat terkontrol," ujar Taufik pada Sabtu, 22 Februari 2025.

Taufik menduga bahwa kegagalan bunga Rafflesia untuk mekar kembali disebabkan diduga oleh sentuhan pengunjung yang tidak terkendali selama acara tersebut. Ia menjelaskan bahwa bunga Rafflesia sangat sensitif terhadap sentuhan, khususnya dari perempuan yang sedang menstruasi.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/11395/tawarkan-penginapan-nan-nyaman-vila-lubakam-resort-wisata-batu-kambing-akan-dibuka-pada-1-maret-2025

"Bunga Rafflesia ini sangat sensitif. Kemungkinan ada yang menyentuh bunga tersebut, atau mungkin ada perempuan yang datang saat sedang haid. Itu bisa menyebabkan bunga tersebut layu dan mati. Jika bunga itu disentuh perempuan, ia akan mati, sementara jika disentuh laki-laki, bunga itu akan layu dan muncul bercak hitam, membuatnya tidak sehat," jelasnya.

Saat ini, yang tersisa di lokasi tersebut hanya inang (akar atau batang) dari bunga Rafflesia. Taufik mengungkapkan bahwa dahulu kawasan ini memiliki banyak bongkol bunga, bahkan pernah menjadi tempat mekarnya bunga Rafflesia terbesar dengan enam kelopak.

"Sekarang hanya ada dua atau tiga inang yang tersisa. Dulu, di titik ini pernah ada 12 hingga 15 bongkol bunga, dan bahkan ada bunga Rafflesia dengan enam kelopak yang mekar, tetapi itu beberapa tahun lalu," ujarnya.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/11394/ketua-bpd-pertanyakan-status-tanah-dan-gedung-serba-guna-yang-diduga-dijual-oknum-mantan-kades

Taufik mengaku bahwa sebelumnya ia rutin merawat dan membersihkan lokasi tersebut, namun setelah kejadian bunga Rafflesia tidak lagi mekar, ia mulai jarang melakukan perawatan.

"Sebelumnya saya rutin merawat, memeriksa dan membersihkan setiap tahun, kadang setiap empat bulan sekali. Namun setelah bunga-bunga itu tidak mau mekar lagi, saya menjadi jarang mengecek dan merawatnya. Bahkan dalam setahun terakhir, saya tidak sempat mengeceknya," katanya.

Taufik sangat menyayangkan kondisi tersebut, mengingat bunga Rafflesia merupakan bunga langka yang selalu menarik banyak pengunjung saat mekar. Ia berharap bunga Rafflesia di kawasan ini bisa mekar lagi di masa depan.

"Memang sangat disayangkan, karena dulu bunga ini sering mekar, dan sangat banyak pengunjung yang datang. Harapan untuk mekar kembali masih ada, karena inangnya masih ada. Jika tidak diganggu atau dirusak, mungkin dalam waktu lima tahun ke depan bunga ini bisa mekar lagi," tutupnya.(cw1)

Kategori :