Pembangunan Jalan Rabat Beton Benteng-Bengkulu Utara Sebabkan Pedagang Gulung Tikar, Kok Bisa?

--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Meskipun tujuan akhirnya ingin jalan terlihat lebih mulus, namun pembangunan jalan pada akses Bengkulu Tengah-Bengkulu Utara yang sudah berlangsung sejak 2 bulan terakhir juga dinilai berdampak negatif. Tepatnya bagi sejumlah pedagang di sekitar kawasan pembangunan.

Tak sedikit yang sudah gulung tikar alias bangkrut, akibat tidak ada pembeli yang datang. Efek dari pembangunan ini, jalan berdebu sehingga  tidak ada yang mau membeli dagangan. 

‘’Lokasi jualan es di dekat masjid Al-Hasanah Desa Pondok Kelapa. Biasanya mendapatkan pendapatan sehari tembus Rp100 ribu. Sejak ada pembangunan ini, kami memilih tutup. Jalanan ini sangat berdebu dan membuat pengendara tak ingin berhenti membeli,’’ ujar Tri Hartini salah seorang pedagang es. 

Sementara, Ucok pemilik bengkel mengatakan, imbas dari pembangunan jalan ini bengkel menjadi sepi dan tidak pernah ada lagi mobil yang berhenti. 

‘’Saat ini bengkel sangat sepi dan tidak ada pemasukan lagi untuk kebutuhan makan sehari-hari. Saat ini hanya mengandalkan jualan opak. Mau gimana lagi, kita harus ikuti aturan pemerintah walaupun kita harus tetap bayar sewa bengkel dan biaya kehidupan sehari-hari,’’ ungkap Ucok. 

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/4902/tega-anak-kandung-diduga-lukai-bapak-sendiri

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/4904/17-kpm-di-desa-abu-sakim-terima-blt-tahap-kedua-segini-nominalnya

Terpisah, Kepala PAUD Nabilah di Desa Pondok Kelapa Kecamatan Kabupaten Bengkulu Tengah, Hartati mengeluhkan imbas dari pembangunan jalan ini sepi pendaftar. Biasanya setiap tahun ajaran baru bisa memperoleh murid sebanyak 37 orang, namun saat ini hanya 7 orang yang mendaftar. 

‘’Banyak sekali yang terkena imbas. Bukan hanya pedagang, namun kami dari PAUD juga kekurangan murid karena yang daftar hanya sedikit. Para orang tua murid PAUD ini mengeluhkan kondisi jalan yang berdebu dan tidak sanggup untuk antre di jalan. Apalagi saat pagi, pasti ramai di jalan. Resiko mengantar anak sekolah lebih besar,’’ pungkas Hartati.(cw1)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan