KRB Bengkulu Tengah: 35 Desa Rawan Banjir, 31 Desa Rawan Cuaca Ekstrem dan 11 Desa Rawan Tsunami
--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mengadakan diskusi publik dalam rangka penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Benteng untuk periode 2024-2028. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Riung Gunung pada Jumat, 14 Desember 2024 dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait.
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Benteng, Harmen Junaidi ST, yang didampingi oleh Kabid Darurat dan Logistik BPBD, Andri Edo Saputra SSos.
Dalam diskusi tersebut, disampaikan hasil kajian mengenai wilayah-wilayah di Kabupaten Bengkulu Tengah yang rawan bencana. Berdasarkan dokumen rancangan KRB, terdapat beberapa kategori bencana yang perlu menjadi perhatian, seperti bencana banjir, gempa, cuaca ekstrem, hingga kebakaran hutan dan lahan.
Dari hasil kajian, ditemukan bahwa sebanyak 35 desa di Kabupaten Benteng masuk dalam kategori rawan banjir, yang berpotensi menyebabkan kawasan pemukiman terendam. Beberapa desa bahkan terdampak banjir bandang, di antaranya Desa Surau dan Rindu Hati di Kecamatan Taba Penanjung, serta Desa Paku Haji di Kecamatan Pondok Kubang.
Selain itu, sebanyak 38 desa teridentifikasi rawan gempa, 31 desa rawan cuaca ekstrem, 5 desa rawan gelombang ekstrem dan abrasi, serta 11 desa rawan bencana tsunami. Sementara itu, 31 desa juga tercatat rawan tanah longsor dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data yang lebih akurat terkait wilayah yang terdampak bencana. Kami juga meminta masukan dari semua pihak terkait untuk mengoreksi rancangan kajian yang sedang kami susun," kata Harmen Junaidi.
Harmen menjelaskan bahwa dokumen KRB yang sedang disusun akan menjadi dasar bagi penyusunan rencana kegiatan kebencanaan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Dokumen ini juga akan digunakan sebagai acuan dalam pengusulan bantuan penanganan bencana ke pemerintah pusat melalui BNPB RI.
"Masukan yang kami terima dari tingkat desa dan pihak-pihak terkait akan kami perbaiki agar dokumen KRB ini lebih baik dan dapat mengakomodasi seluruh potensi bencana yang ada di wilayah kita," tambah Harmen.
Selain itu, Harmen juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan kebencanaan. Ia berharap semua elemen masyarakat dapat aktif berpartisipasi, sehingga penanganan bencana dapat dilakukan secara tepat dan cepat.
"Ke depan, kami akan membentuk Satgas di setiap desa, serta memperkenalkan konsep Sekolah Aman Bencana (SAB) dan Desa Tangguh Bencana. Kami sangat berharap partisipasi aktif masyarakat dalam hal ini," demikian Harmen.
Diskusi publik ini menjadi langkah awal dalam upaya penguatan sistem penanggulangan bencana di Kabupaten Bengkulu Tengah, dengan melibatkan berbagai pihak dalam penyusunan dokumen yang akan membantu menangani bencana lebih efektif di masa mendatang.(fry)