Rektor Tengah
Rektor Universitas Gadjah Mada juga wanita: Prof Dr dr Ova Emilia. Sabtu lalu saya bertemu Prof Rina di MarkPlus Jakarta. Malamnya bertemu Prof Ova nonton bareng konser Ariel Noah.
Tapi belum tentu rektor wanita itu akan ditambah dengan ITS. Setelah tiga wanita masuk ''lima besar'' masih akan ada dua atau tiga proses lanjutan.
Dari lima besar itu akan dikerucutkan menjadi ''tiga besar''. Kali ini giliran senat yang melakukan pemilihan. Yakni setelah lima calon itu memaparkan program mereka di depan senat. Pemungutan suara di senat juga pakai e-aspirasi. Jumlah yang tergabung di senat 71 orang. Seru juga.
Tiga besar itu sudah terpilih dua hari lalu. Dari tiga wanita tinggal satu yang masuk tiga besar: Prof Dr Sri Gunani Partiwi. Yang dua lagi laki-laki: Prof Dr Agus Muhamad Hatta dan Prof Dr Tri Arief Sardjono.
Sri Gunani adalah guru besar teknik sistem dan industri. Di ITS bidang itu masuk di fakultas teknologi industri rekayasa sistem.
Gunani sudah 33 tahun mengabdi di ITS. Pernah jadi direktur SDM di sana. Slogan kampanye Gunani: Smart –spesifik, measurable, relevan, dan time bound.
Calon yang laki-laki, Prof Tri Arief adalah guru besar biomedik. Pidato guru besarnya berjudul Analisis dan Proses Citra Biomedik untuk Kedokteran. Doktornya dari Groningen Belanda –juga di bidang biomedik.
Misinya: hilirisasi riset.
Slogannya: B3TA –bersatu, berkinerja, berkelanjutan, dan saya lupa Ta-nya apa.
Carek satunya lagi: Prof Dr Agus Muhamad Hatta. Ia ahli optical fiber sensing. Lulusan teknik fisika ITS. Doktornya di Technological University Glasgow.
Agus punya 110 inovasi. Pernah jadi direktur inovasi ITS. Anak 3 orang. Slogannya: Kita --karakter, inovasi ,dan tatakelola.
Tiga orang itu akan menghadap menteri. Semacam dites. Tiga orang inilah yang akan dipilih di tahap selanjutnya. Yang memilih kali itu majelis wali amanah (MWA) –yang diketuai Prof Dr Mohamad Nuh. Pak Nuh, Anda sudah tahu: mantan rektor ITS, mantan menteri kominfo, serta mantan menteri pendidikan dan kebudayaan.
Hasil pilihan MWA inilah yang akan diajukan ke menteri pendidikan dan kebudayaan. Lengkap dengan perolehan suara mereka.
Setelah melihat skor itu menteri akan menjatuhkan suaranya ke siapa. Jumlah suara menteri 30 persen. Tidak harus ke yang nomor 1 pilihan MWA. Terserah menteri.
Dalam kasus Pemilu rektor Unpad, suara menteri dibagi tiga. Rata. Masing-masing 10 persen. Siapa pun yang terpilih sama dekatnya dengan menteri.