Profil John Heitinga, Kandidat Pelatih Timnas Indonesia: Mantan Asisten Arne Slot yang Tiba-tiba Follow Akun P

--

Ia kemudian kembali ke Ajax dan mengakhiri karier sebagai pemain pada tahun 2016.

Di level internasional, Heitinga dikenal sebagai salah satu bek paling agresif dan solid pada masanya.

Ia tampil di Piala Dunia 2006 dan 2010, termasuk menjadi finalis di Afrika Selatan 2010.

Akar Indonesia: Koneksi Personal dengan Tanah Air

Heitinga bukan hanya memiliki rekam jejak sepak bola yang kuat, tetapi juga memiliki darah Indonesia dari garis keluarganya.

Faktor ini membuat namanya semakin relevan bagi PSSI dan membuat publik Indonesia menyambut hangat kemungkinan ia melatih Timnas Garuda.

Usai pensiun, John Heitinga melanjutkan karier sebagai pelatih.

Ia meniti jenjang dari bawah, dimulai dari akademi Ajax, lingkungan yang dikenal melahirkan banyak pelatih kelas dunia.

Di Ajax, Heitinga menangani U-17, U-19, Jong Ajax (U-21).

Di level junior, catatan poin per pertandingan Heitinga terbilang impresif, beberapa kali mencapai di atas 2 poin per laga.

Caretaker Ajax (2022/23)

Heitinga kemudian dipercaya menjadi pelatih sementara Ajax dan hasilnya cukup baik diantaranya 2,5 poin per pertandingan dari 22 laga, dan kinerja tersebut membuatnya dipromosikan sebagai pelatih utama.

Setelah itu, Heitinga melanglang ke Inggris dan menjadi bagian staf kepelatihan di West Ham United dan Liverpool, bekerja bersama Arne Slot.

Kepergiannya dari Liverpool bahkan disebut oleh sejumlah pendukung The Reds sebagai salah satu faktor menurunnya stabilitas pertahanan pada musim berikutnya.

Saat kembali menjadi pelatih kepala Ajax secara permanen pada musim 2025/2026, perjalanan Heitinga tidak berjalan mulus.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan