Tragedi Berdarah di Talang Empat: Percakapan Terakhir Ibu dan Anak Sebelum Pembunuhan Sadis oleh Ayah Tiri
--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Suasana pagi yang semula tenang di Desa Talang Empat, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah, mendadak berubah menjadi duka mendalam. Rabu, 5 November 2025, menjadi hari paling kelam bagi Heri Susilawani (50) setelah anak laki-lakinya, Fe (27), tewas di tangan ayah tirinya sendiri, Sa, usai pertengkaran di dalam rumah.
Heri menceritakan dengan suara bergetar detik-detik terakhir percakapannya dengan sang anak sebelum tragedi itu terjadi.
“Aa, kayaknya bapak itu cemberut sama Aa,” kenang Heri dengan nada lirih.
BACA JUGA:Penanganan ODOL, Satlantas Bengkulu Tengah Turun ke Lapangan Edukasi Sopir Angkutan
“Iya mak, tidak apa-apa. Kita enggak ganggu bapak,” jawab Fe pelan.
“Kalau bapak marah, Aa diam saja ya,” lanjut Heri.
“Iya mak,” itulah kalimat terakhir yang terdengar dari mulut Fe sebelum nyawanya direnggut.
Tak lama setelah percakapan itu, Heri mendengar nada tinggi dari suaminya yang baru pulang dari kebun.
“Dia teriak ‘Apa!?’ dari kamar, saya langsung lari keluar sambil menggandeng anak perempuan saya,” kisah Heri sambil menahan tangis.
BACA JUGA:Tim UNIB Lakukan Monev Pembangunan Revitalisasi Sekolah di Bengkulu Tengah, Progres Capai 50 Persen
Beberapa detik kemudian, suara benturan keras terdengar dari dalam kamar.
“Dengar suara bruk… bruk… bruk… saya tambah takut. Saya ajak anak saya lari ke rumah tetangga, tapi enggak ada yang berani masuk,” ucapnya.
Salah satu tetangga akhirnya memberanikan diri melihat ke dalam rumah. Pemandangan yang ditemui membuat semua warga terpaku.
“Kata bude, udah berdarah semua. Saya langsung lari ke jalan, enggak sanggup lihat,” tutur Heri.