KARANG TINGGI RBt - Salah seorang tokoh pemekaran Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) Arsyad Hamzah turut angkat bicara terkait keputusan penundaan pengumuman hasil seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP). Arsyad yang juga sebagai anggota DPRD Kabupaten Benteng menaruh curiga ada permasalahan krusial yang ditutupi di balik penundaan tersebut.
"Kenapa mendadak harus ditunda, kan seluruh tahapan sudah diadakan. Seluruhnya kan terjadwal, kenapa saat mau penetapan tiga besar ditunda. Ini ada permainan apa? saya sebagai Ketua Komisi I di DPRD mempertanyakannya kepada Pansel," kritik Arsyad.
"Janganlah terlalu banyak permainan di Pemerintahan itu, saya tegaskan hal tersebut karena saya juga sebagai salah satu pejuang pemekaran. Saya kecewa dengan pemerintah jika seperti ini kondisinya. Kita berjuang memekarkan Benteng dulu agar Benteng ini maju dan masyarakatnya hidup aman tenteram sejahtera. Tentu di jajaran pemerintahnya pun kita percayakan kepada pegawai Benteng, yang kita berharap mereka loyal dan siap bekerja untuk memajukan Benteng," lanjut Arsyad.
Terpisah, masih dari tokoh pemekaran kabupaten, Nasirwandi meminta agar Pansel segera memutuskan tiga besar peserta seleksi dan mengumumkannya ke publik. Dengan catatan, penetapan tersebut murni dari penilaian pansel sedari awal tahapan seleksi. Bukan atas dasar dugaan intervensi atau adanya dugaan peserta titipan.
"Publik masih ingat bagaimana situasi di Benteng pada akhir tahun lalu saat berlangsungnya proses lelang sekda yang tidak kondusif. Sampai-sampai aparat kepolisian turun tangan. Kenapa sekarang kembali terulang? Kalau saya menilai keputusan menunda rapat pleno oleh pansel karena ada sesuatu dan lain hal, dan saya rasa publik juga menilai sama. Karena sejak awal tahapan berlangsung lancar-lancar saja. Kita minta pansel tegas, jangan mau diintervensi pihak manapun. Mereka mesti menjunjung tinggi integritas, objektif dan profesional," tandas Nasirwandi.(fry)