Dalam pengembangan usahanya, dirinya mendapatkan bantuan dari kementerian sebesar Rp 200 juta serta suntikan dana dari BRI senilai Rp 100 juta. Modal usaha ini membuat penjualan makin berkembang. Pemasaran sirup kalamansi semakin masif. Setiap harinya produksi sirup tiada henti untuk dijualkan. Penjualan tidak hanya di wilayah Kota Bengkulu, namun luar Provinsi Bengkulu seperti Serang, Jakarta, Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya. Omzet yang dihasilkan rata-rata penjualan 50 liter hingga 80 liter, dengan harga per liter dikisaran Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu.
‘’Setelah usaha perlahan maju, saya mulai banyak mengikuti pelatihan-pelatihan. Salah satunya di Jakarta. Selain itu, saya juga diminta melatih UKM baru dalam memproduksi sirup tersebut. Pokoknya waktu itu perlahan usaha sirup makin berkembang. Produk saya dipasarkan di toko oleh-oleh dan ada juga yang diantarkan ke pelanggan tetap sampai saat ini. Semua ini juga tidak lepas dari bantuan BRI,’’ jelas Chandra yang saat ini berdomisili di Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu.(fry)