RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bengkulu Tengah 2024 tinggal menghitung hari, tepatnya pada 27 November mendatang. Pilkada kali ini akan mempertemukan tiga pasangan calon (Paslon) yang bersaing untuk memperebutkan jabatan Bupati dan Wakil Bupati untuk periode 2024-2029.
Menjelang hari pemungutan suara, pemuda-pemudi di Bengkulu Tengah bersatu menegaskan penolakan mereka terhadap praktik money politic atau politik uang. Mereka berkomitmen untuk tidak terpengaruh oleh tawaran uang dari pihak manapun dan siap mengedukasi keluarga dan teman-teman agar tidak terjebak dalam praktik tersebut.
Salah seorang pemuda dari Kecamatan Semidang Lagan, Zum, menegaskan bahwa ia dan keluarga sepakat untuk menolak politik uang.
“Saya dan keluarga sudah sepakat untuk menolak politik uang. Kami mengingatkan betapa buruknya dampak dari menerima uang suap, karena itu akan membuat masyarakat tak bisa berbuat apa-apa jika paslon yang menang ternyata tidak memenuhi janji-janji mereka,” ujar Zum.
Hal serupa disampaikan oleh Nindi Amira, seorang pemudi asal Kecamatan Pondok Kubang. Menurutnya, politik uang adalah ancaman serius bagi masa depan bangsa, dan harus dihentikan.
“Mari kita sama-sama tanamkan kesadaran bahwa politik uang merusak generasi bangsa. Kita sebagai anak muda harus mulai bergerak untuk menghentikan praktik ini, agar tidak berlanjut ke generasi berikutnya,” ajak Nindi.
Vhendy, pemuda asal Kecamatan Talang Empat, juga menegaskan komitmennya bersama teman-temannya untuk menolak politik uang.
“Kami sudah sepakat untuk menolak politik uang, apapun bentuknya, dari siapapun. Kami teguh pada prinsip bahwa Pilkada harus dijalankan dengan cara yang bersih dan jujur,” pungkas Vhendy.
Semangat ini menunjukkan kesadaran yang semakin tinggi di kalangan pemuda Bengkulu Tengah untuk memastikan bahwa Pilkada 2024 berlangsung tanpa adanya praktik politik uang. Mereka ingin memastikan bahwa masa depan Kabupaten Bengkulu Tengah ditentukan oleh pilihan yang berlandaskan pada visi, misi, dan integritas para calon pemimpin, bukan karena tekanan materi.(one)