RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - RSUPN Cipto Mangunkusumo meresmikan bank mata milik pemerintah pertama di Indonesia.
Seperti yang diketahui, bank mata di Indonesia hanya dikelola oleh pihak swasta.
Hal ini melihat kurangnya donor kornea mata di Indonesia dan tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat.
Dilansir dari disway.id, di mana, sebanyak 270 ribu orang mengalami kebutaan karena kornea dan 810 orang mengalami visual impairment.
"Kita punya 270 juta orang (buta), di mana diperkirakan sekitar 10 persennya (270 ribu) bisa (diatasi dengan operasi transplantasi kornea mata)," ungkap Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Dirjen Yankes Kemenkes) Azhar Jaya di RSCM, Jakarta, 28 Oktober 2024.
Sedangkan jumlah pendonor kornea mata di Indonesia baru sekitar 250 per tahun.
"Dari kebutuhan sekitar 1 juta orang, kita hanya bisa memenuhi dari lokal 250 kornea per tahun. Sedangkan kita banyak harus mengimpor dari bank mata luar untuk memenuhi sisanya," lanjutnya.
Jumlah tersebut juga lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang mampu.
Sementara orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi lebih memilih hidup dalam kebutuhan karena tidak bisa membayar biaya operasi maupun pengobatan.
Lebih lanjut, Azhar menyoroti bahwa permasalahan transplantasi kornea mata ini bukan karena kapasitas dokternya.
"Dokter kita kapasitasnya, saya tekankan, sudah mumpuni, tetapi donornya yang kurang," tandasnya.
Sehingga, selama ini Indonesia lebih banyak bergantung pada donor dari luar negeri.
"Dari India, dari Amerika, dari Nepal, Iran, dan sebagainya yang akhirnya masuk ke Indonesia," ungkapnya.
Oleh karena itu, hadirnya bank mata ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pendonor dalam negeri serta menyiapkan SDM-nya.
"Bahkan tadi didelegasikan bukan hanya dokter matanya saja yang bisa mengambil kornea, tapi ini sampai ke perawatnya," tuturnya.