Selain itu juga memicu tekanan darah tinggi, pengeroposan tulang, serta rentan terserang penyakit.
"Kalau kita tidak tahu ini anak ini bisa jatuh dalam kondisi insufisien adrenal sehingga dia bisa menimbulkan kematian juga," ungkapnya.
Sementara itu, tanda-tanda anak mengonsumsi steroid dalam jangka panjang adalah terjadi peningkatan berat badan yang cukup signifikan secara mendadak serta pipi anak terlihat sangat tembem (moonface).
"Perutnya kadang-kadang kita akan menemukan ada gambaran, seperti stretch mark ibu hamil agak keunguan begitu di sekitar perut atau daerah paha," tambahnya.
Anak juga mengalami mood swing serta gangguan tidur.
"Kalau dosisnya tinggi, (pemakaian jangka) panjang, bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya akan mengalami infeksi lebih sering," tuturnya.
"Efek samping jangka panjang diberikan terus-menerus ternyata steroid bisa menyebabkan tulang menjadi rapuh (osteoporosis), tulangnya mudah patah."
Pada anak juga dapat mengganggu lempeng pertumbuhan tulang sehingga tulang tidak bisa memanjang sehingga tubuh menjadi gemuk dan pendek.
"Risiko tinggi untuk mengalami diabetes, kencing manis, risiko mengalami katarak, dan kalau diberikan dalam jangka waktu lama dan dihentikan mendadak, bisa mengalami insufisiensi adrenal,” katanya.
Dengan ancaman bahaya tersebut, ia menegaskan pentingnya pemantauan pertumbuhan menggunakan kurva pertumbuhan yang salah satunya mengukur tinggi dan berat badan.
"Kalau dia tinggi badannya tidak naik tetapi berat badannya naik dengan cepat kita justru harus mewaspadai. Jadi jangan hanya fokus berat, tetapi juga tingginya dilihat karena kalau penggunaan steroid ini terjadi dalam jangka waktu lama, anak tingginya tidak meningkat, tapi beratnya meningkat dengan cepat,” tutupnya. (**)