Diktator Baik

Sabtu 19 Oct 2024 - 20:18 WIB

Di kantor polisi, katanyi, korban tidak mendapat respons yang memadai. Bahkan polisinya mengeluarkan kata-kata yang merendahkan korban. 

Belakangan ketahuan cerita itu bohong. Tidak pernah terjadi. Kebohongannyi itu dianggap menjatuhkan reputasi penegakan hukum di sana. 

Raeesah pun diperiksa komite etik DPR. Komite etik kemudian memutuskan: Raeesah layak diperiksa penegak hukum. 

Raeesah seorang muslimah. Dia lulusan Murdoch University, Australia. Bidang studinyi marketing. Raeesah keturunan campuran Melayu dan Pakistan. 

Apa yang dikemukakan Raeesah di DPR membuat kepolisian Singapura kebakaran kumis --tidak ada polisi Singapura yang punya jenggot. Pemeriksaan di internal kepolisian dilakukan. Hukum sangat ditegakkan di sana --melebihi menegakkan salat. Pun secara internal institusi pemerintahan. 

"Tidak pernah ada kejadian seperti yang diceritakan Raeesah". 

Di sidang DPR berikutnya pihak pemerintah minta keterangan lebih rinci apa yang dikatakan Raeesah. Di kantor polisi mana dilaporkan. Siapa identitas korban dan seterusnya. 

Raeesah tidak mau membukanya. Hanya satu yang dia buka: umur korban. Alasan yang dia pakai menutupi semua identitas korban: untuk menjaga agar korban tidak trauma. 

Akhirnya Raeesah mengaku: semua itu tidak pernah terjadi. Dia mengaku berbohong. Itu hanya untuk menarik perhatian agar perlindungan terhadap wanita diperhatikan. 

Raeesah minta maaf atas kebohongan itu. Karena diucapkan di dalam sidang DPR dia merasa telah berbohong kepada seluruh rakyat Singapura. 

Raeesah pun mengundurkan diri sebagai anggota DPR. Juga mengundurkan diri dari keanggotaan partai. 

Polisi lantas mengusut perkara ini secara pidana. Raeesah jadi tersangka. Kini dia sedang diadili. Bulan depan akan ada putusan pengadilan berapa tahun harus masuk penjara. 

Yang kemudian jadi dramatis adalah: Raeesah sendiri ternyata pernah jadi korban pemerkosaan. Yakni saat umurnyi 18 tahun. 

Dia tidak pernah menceritakan itu kepada siapa pun, termasuk kepada ayah-ibunyi. Satu-satunya yang dia beritahu adalah calon suami yang sekarang memberinyi anak dua orang. 

Raeesah bukan keluarga politisi. Tapi ayahnyi, Farid Khan, pernah bikin sensasi: mencalonkan diri sebagai presiden Singapura. Itu  karena ia tahu di tahun itu, 2017, giliran suku Melayu yang berhak jadi presiden. 

Anda sudah tahu: di Singapura kekuasaan tertinggi eksekutif ada di perdana menteri. 

Tags :
Kategori :

Terkait