Bambu Hermawan

Minggu 06 Oct 2024 - 20:17 WIB

Oleh: Dahlan Iskan 

Ia guru besar ITB. Mengajar mata kuliah nano material, quantum computing, dan new material. Doktornya teknik fisika. Bidang fisika material. 

Saya satu pesawat dengan beliau. Di kelas ekonomi. Dalam perjalanan pulang dari Aceh ke Jakarta. 

Saya bisa berdiskusi lebih lanjut soal cara ”menjadi universitas kelas dunia”. Beliau memang ditunjuk pemerintah untuk itu. 

Namanya: Hermawan Kresno Dipojono. Orang Yogya yang menamatkan sekolahnya di SMAN 1 Jember. Ayahnya seorang dosen. Sang ayah menjadi salah satu pendiri Universitas Jember. 

Dari Jember Hermawan kuliah di ITB. Teknik fisika. Lalu ke Ohio State University di kota Colombus. Jaringan ilmuwannya di Amerika terus terjaga. Salah satunya dengan seorang guru besar yang punya indeks H tertinggi dari University of California Berkeley. Anda sudah tahu: itu tidak jauh dari San Francisco. 

Anda sudah tahun: H-indeks adalah alat pengukur kinerja riset. H, Anda juga sudah tahu, diambil dari nama penemu rumus indeks tersebut. 

Prof Hermawan memanfaatkan pertemanannya itu untuk Indonesia. Ia menebengkan mahasiswa S-2 dan S-3 nya di sana: untuk bisa masuk ke lingkaran penelitian kelas dunia. 

Sudah ada tiga mahasiswa kita yang di sana. Ikut melakukan riset di bidang nano tehnologi, new material dan quantum computing. 

"Sebenarnya beliau minta lima mahasiswa lagi. Saya belum punya calon yang bisa dikirim ke sana," ujar Prof Hermawan. Ia tidak mau asal kirim. Ia juga harus menjaga reputasi agar kepercayaan tidak luntur. 

Hermawan sendiri pandai mengajar. Saya sudah beberapa kali bertemu tapi baru hari itu mengikuti kuliahnya: di forum Majelis Wali Amanat PTNBH di Aceh Jumat lalu. 

Halaman pertama presentasi Hermawan berisi lima baris panjang. Kalimat itu tidak bisa dibaca. Tidak ada hurufnya. Terbentuk dari angka semua. Tanpa jarak spasi. 

Untuk bisa ”membaca” kalimat itu diperlukan waktu 200.000 tahun. Dulu. Kini, dengan quantum komputing hanya perlu waktu empat menit. 

Kuncinya di riset. 

Kualitas riset. 

Tags :
Kategori :

Terkait