Di Indonesia sistem pemilu rektor diserahkan ke MWA. Karena itu ada MWA yang merasa punya kuasa besar: seperti di UNS Solo. MWA-nya akan ngotot melantik rektor pilihan mereka –abai pada suara menteri. Ngotot.
Sesaat sebelum pelantikan, MWA-nya dibekukan oleh menteri. Sampai sekarang.
Pejabat yang tidak menggunakan kekuasaan disebut abai.
Kelebihan menggunakan kekuasaan dinilai diktator.
Yang pas tentu yang di tengah-tengah. (*)
Kategori :