RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Implementasi sistem barcode untuk pembelian BBM jenis Biosolar di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mulai menimbulkan keluhan dari konsumen. Sistem ini telah diterapkan di SPBU Pertamina sejak beberapa bulan lalu, dan melibatkan berbagai persyaratan dokumen untuk pendaftaran.
Lin, seorang pengguna kendaraan BBM Biosolar, mengungkapkan bahwa proses penggunaan barcode dan pengisian saldo aplikasi terasa merepotkan.
"Penggunaan barcode dan kewajiban mengisi saldo di aplikasi sangat rumit. Jika memungkinkan, saya lebih memilih metode yang lebih sederhana," kata Lin.
Sistem barcode dirancang untuk mengatur pembelian sesuai kuota harian dan menghindari kemacetan di SPBU. Namun, Lin melaporkan bahwa antrean panjang masih sering terjadi, menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna.
"Jika sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan, kenyataannya antrean di SPBU masih panjang," tambahnya.
Firman, seorang warga Kecamatan Semidang Lagan, juga menyoroti masalah dengan pembatasan pembelian per hari.
"Batasan pembelian berdasarkan barcode menyulitkan, terutama jika harus menunggu 24 jam sebelum membeli lagi di lokasi lain. Saya rasa sistem barcode sebaiknya dipertimbangkan ulang di Provinsi Bengkulu," pungkas Firman. (one)