Beda Gejala Mpox yang Mewabah di Afrika dan Indonesia, Ini Penjelasan Dokter

Jumat 23 Aug 2024 - 20:46 WIB
Editor : Leonardo Ferdian

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Jenis monkey pox (mpox) atau cacar monyet yang tengah mengalami peningkatan kasus di Afrika berbeda dengan di Indonesia.

Dilansir dari disway.id, Dokter spesialis penyakit dalam konsultan infeksi RSCM dr Robert Sinto SpPD, K-PTI menjelaskan, terdapat 3 strain besar mpox di dunia, yakni clade 1, clade 2a, dan clade 2b.

Untuk clade 1 dan 2a banyak terjadi di Afrika, sedangkan clade 2b di Asia, termasuk Indonesia.

Kemudian muncullah clade 1b yang menjadi penyebab meningkatnya kasus mpox di Afrika akhir-akhir ini.

Untuk jenis ini, masa penyembuhannya lebih lama dibanding clade dan fatalitasnya lebih tinggi dibanding clade 2b.

Sementara apabila dilihat dari gejala, terdapat beberapa perbedaan dengan yang pertama kali ditemukan puluhan tahun lalu.

Salah satunya gejala awal yang muncul dengan kelainan di kulit.

"Kalau clade 2b, itu pada beberapa kasus termasuk di Indonesia, kita bisa mendapati pasien tanpa demam. Jadi datang (periksa) dengan ruam, kemerahan, bintil, tapi tidak ada demam sebelumnya," ujar dr Sinto pada temu media daring Kemenkes, 18 Agustus 2024.

Gejala ini, lanjutnya, agak menyimpang dengan cerita klasik mpox 1b yang dimulai dengan demam.

"Jadi kalau clade 1B itu sangat rapi. Dimulai dengan demam dulu, belum ada ruam kulit sama sekali, kemudian 2-3 hari berikutnya baru muncul ruam kulit pertama," tuturnya.

Sebaliknya, clade 2b bisa terjadi ruam terlebih dahulu sebelum demam, bahkan tidak demam sama sekali.

Selanjutnya, perubahan kulit pada clade 1b juga lebih sistematis dan memerlukan waktu lebih lama.

"Jadi pertama kali ada kemerahan di kulit, kemudian muncul bintil di kulit, bintilnya mulai berisi air, kemudian ada cekungannya. Itu terjadinya progresif dalam hitungan hari atau minggu. Jadi satu minggu, satu minggu, dan rapi. Pada satu fase kulit, kita ketemu gambarannya sama semua," papar Sinto.

Sedangkan clade 2b, ruam yang muncul lebih beragam.

"Kalau 2B, beberapa kita juga ketemu di lapangan di Indonesia pada waktu itu, bisa ada ruamnya, tapi di sisi lain sudah bisa ada yang gambaran bintilnya yang kemudian menyekung. Jadi gambarannya lebih beragam, lebih variatif ketimbang gambaran homogen yang didapatkan kalau infeksinya oleh klit 1B."

Tags :
Kategori :

Terkait