RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Herpes Zoster atau cacar api merupakan penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster atau cacar air.
Dilansir dari disway.id, cacar air merupakan penyakit yang kerap dialami anak-anak dan remaja, kendati demikian virus tersebut dapat hinggap di tubuh manusia meski gejala cacar telah sembuh.
Kemudian, virus tersebut kembali berkembang menjadi herpes apabila imunitas tubuh mengalami penurunan, salah satunya faktor bertambahnya usia atau komorbid penyakit tertentu.
"Lebih dari 90 persen orang dewasa memiliki virus varicella zoster (VZV) yang dorman di sistem saraf mereka menunggu untuk tereaktivasi kembali seiring bertambahnya usia, dan berisiko terkena Herpes Zoster karena penurunan fungsi kekebalan terkait usia," ungkap Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI, FINASIM, FACP di Rumah PAPDI Jakarta, 24 Juli 2024.
Penyakit herpes ini mengakibatkan rasa sakit yang mendalam, membakar, menusuk, atau nyeri.
Lebih lanjut, nyeri saraf jangka panjang juga bisa dialami oleh penderita herpes zoster meski gejala cacar api telah sembuh, dinamakan neuralgia pasca-herpes.
"Neuralgia pasca-herpes (NPH) adalah nyeri saraf jangka panjang yang dapat berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan atau kadang dapat bertahan selama beberapa tahun, merupakan komplikasi paling umum dari Herpes Zoster," imbuhnya.
Komplikasi ini terjadi pada 5-30 persen dari semua kasus herpes zoster, tergantung usia individu.
Selain NPH, penderita herpes zoster juga berisiko mengalami komplikasi, seperti infeksi saraf di sekitar mata, kejadian kardiovaskular dan serebrovaskular seperti serangan jantung dan stroke, serta gangguan pendengaran.
"Herpes Zoster Oftamlmikus (infeksi sekitar mata) terjadi pada 25% pasien dan dalam kasus yang jarang menyebabkan kehilangan penglihatan," lanjutnya.
Bahkan, penderita bisa mengalami depresi dan disabilitas lain yang berdampak pada penurunan kualitas hidup akibat nyeri yang dirasakan.
Oleh karena itu, Prof. Samsuridjal menilai bahwa sangat penting untuk memprioritaskan upaya pencegahan, terutama di antara populasi berisiko tinggi.
Selain faktor usia, kelompok rentan yang berisiko terkena herpes dan komplikasinya yakni seorang dengan kondisi imunokompromi, seperti HIV, kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit ginjal.